Friday, 28 June 2024

Tingkat Kelahiran di Jepang Kritis dan Mencapai Rekor Terendah

Tingkat Kelahiran di Jepang Kritis dan Mencapai Rekor Terendah


Kementerian Kesehatan Jepang menggambarkan angka kelahiran di negara itu sebagai kritis pada Rabu (5/6/2024) karena mencapai rekor terendah selama delapan tahun berturut-turut. Kelahiran baru di Jepang yang menyentuh rekor terendah ini ikut memperparah permasalahan demografi.

Kementerian tersebut merilis data yang menunjukkan bahwa angka kelahiran di Jepang – jumlah rata-rata anak yang diharapkan dimiliki oleh seorang perempuan dalam hidupnya – berada pada angka 1,2 pada tahun lalu, jauh di bawah 2,1 anak yang dibutuhkan untuk mempertahankan populasi. Angka tersebut turun dari 1,26 pada tahun 2022 dan merupakan penurunan tahunan kedelapan berturut-turut di negara berpenduduk 124 juta orang tersebut. 

“Penurunan angka kelahiran yang terus berlanjut merupakan situasi kritis,” kata seorang pejabat kementerian kesehatan yang bertanggung jawab atas data tersebut kepada AFP. Berbagai faktor, seperti ketidakstabilan ekonomi dan kesulitan dalam mengatur pekerjaan dan mengasuh anak, dapat menjadi penyebab turunnya angka tersebut, katanya.

Penurunan angka kelahiran merupakan tren umum di negara-negara maju. Angka kelahiran di Jepang masih berada di atas negara tetangganya, Korea Selatan, yang merupakan negara terendah di dunia yaitu 0,72. Namun, dengan jumlah penduduk tertua di dunia setelah Monako, Jepang berupaya keras mencari cara untuk mendorong terjadinya lonjakan kelahiran guna mencegah krisis demografi yang akan terjadi.

Parlemen pada hari Rabu (5/6/2024) menyetujui revisi undang-undang untuk memberikan lebih banyak dukungan keuangan bagi orang tua, meningkatkan akses terhadap layanan penitipan anak dan memperluas manfaat cuti orang tua. Ini adalah upaya terbaru pemerintah untuk meningkatkan angka kelahiran, sebuah isu yang disoroti oleh Perdana Menteri Fumio Kishida sebagai risiko mendesak bagi masyarakat Jepang.

Salah satu inisiatif Jepang untuk meningkatkan angka kelahiran adalah aplikasi kencan yang dikembangkan oleh pemerintah kota Tokyo. Rencananya aplikasi ini akan diluncurkan segera pada musim panas ini.

Pengguna akan diminta untuk menyerahkan dokumentasi yang membuktikan bahwa mereka secara hukum masih lajang dan menandatangani surat yang menyatakan bahwa mereka bersedia untuk menikah. Menyatakan penghasilan seseorang adalah hal biasa di aplikasi kencan Jepang, namun Tokyo memerlukan slip sertifikat pajak untuk membuktikan gaji tahunan pelamar.

Wawancara juga diperlukan untuk mengonfirmasi identitas pengguna sebagai bagian dari proses pendaftaran aplikasi, yang telah menjalani uji coba gratis sejak akhir tahun lalu.