Hangout

Tingkat Kekurangan Gizi pada Lansia di Indonesia Capai 20,7 Persen

Tingkat kekurangan gizi yang dialami lansia di Indonesia disinyalir cukup tinggi, yaitu sebesar 20,7 persen untuk usia di atas 65 tahun dan 11,7 persen untuk usia 60 sampai 64 tahun. Data tersebut menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.

Sebagian besar penyebab rendahnya gizi yang dikonsumsi oleh lansia akibat tidak sesuainya asupan mereka dari segi energi, protein, vitamin dan mineral. Hal ini tentunya meningkatkan resiko sakopenia, masalah kesehatan yang terjadi karena kurangnya massa, kekuatan dan fungsi otot.

Ketua umum Pengurus Besar Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PB Pergemi), Dr. dr. Nina Kemala Sari, Sp.PD, K-Ger, MPH mengingatkan kesehatan pada lansia jangan hanya berpusat pada pencegahan dan penanggulangan penyakit, namun perlu diperhatikan juga faktor intrinsik serta kemampuan fungsionalnya.

“Pengelolaan kesehatan lansia tidak hanya berfokus pada penyakit, tetapi juga pada optimalisasi kapasitas intrinsik dan kemampuan fungsional seseorang,” kata Nina dalam peringatan Hari Lanjut Usia Nasional 2023 di Jakarta, Senin (29/5/2023).

Ada enam kapasitas intrinsik prioritas yang perlu dideteksi mulai dari tingkat komunitas yaitu kapasitas kognitif, kapasitas mobilitas, status gizi, fungsi penglihatan dan pendengaran, serta kapasitas mental.

“Keenam kapasitas intrinsik prioritas ini saling terkait satu sama lain,” tambah Nina.

Selain itu, perlu adanya penerapan pola hidup dan makan makanan yang bergizi bagi para lansia agar membantu meningkatkan massa dan kekuatan otot serta performa fisik. Dalam mendukung peningkatan tersebut, perlu konsumsi protein dan energi yang tinggi serta lengkap.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button