Market

Tidak Semua Bank Peduli Pelaku UMKM Disabilitas

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dari kalangan disabilitas perlu pendampingan.  Agar kesejahteraan hidup mereka lebih terjamin.

Namun, tak banyak institusi perbankan yang punya kepedulian terhadap kaum disabilitas.  Dan, PermataBank terus berupaya untuk membantu menciptakan kesejahteraan kaum disabilitas melalui program PermataBrave.

Mungkin anda suka

Deka Kurniawan, Wakil Ketua Komisi Nasional Disabilitas mengapresiasi PermataBank yang concern memberikan pendampingan terhadap disabilitas. “Membangun lingkungan masyarakat yang setara bagi siapapun adalah tanggung jawab kita semua,” papar Deka dalam acara kelulusan dan apresiasi peserta BANGGA–Batch II, Jakarta.
Kedua program ini merupakan bagian dari PermataBRAVE – People with Disabilities Empowerment Program yang diluncurkan PermataHati pada September lalu. Program PermataBRAVE mengukuhkan konsistensi PermataBank dalam membangun dan meningkatkan ekosistem yang inklusif untuk seluruh
penyandang disabilitas di Indonesia.

Richele Maramis, Head of Corporate Affairs PermataBank mengatakan, misi PermataBank adalah menjadi agen perubahan untuk komunitas disabilitas. Serta berkomitmen dalam mendukung mereka agar lebih berdaya, siap bersaing, dan memiliki hidup yang lebih maju. “Sejak lahirnya PermataBRAVE pada 2017, kami telah menyelenggarakan berbagai program edukasi literasi keuangan dan pengembangan kompetensi bagi komunitas penyandang disabilitas,” papar Richele.

Tahun ini, kata dia, PermataBank memiliki program berkelanjutan People with Disabilities Empowerment di bawah payung PermataBRAVE. Misinya memperkuat dan memberdayakan disabilitas agar lebih berkontribusi untuk Indonesia yang setara.

Program pendampingan UMKM disabilitas BANGGA telah diadakan dua kali. Lamanya masing-masing dua bulan, diikuti 37 peserta disabilitas dari berbagai daerah di Indonesia.

Bisnis yang dijalankan para disabilitas itu beragam, mulai bisnis kuliner, kopi, kerajinan, kesehatan dan kecantikan, hingga jasa pendidikan.

Selama program, peserta UMKM disabilitas itu, mendapatkan materi pengayaan strategi bisnis. Semisal, branding, proses bisnis, fotografi produk, dan pengelolaan finansial bisnis, serta pembinaan intensif dari mentor sesuai dengan bidang bisnis yang mereka jalankan.

Mentor yang memberikan pelatihan, diantaranya Handoko Hendroyono, pendiri sejumlah platform kreatif, seperti Kebun Ide, M Bloc Space dan Filosofi Kopi. Adapula koki ternama jebolan MasterChef, Desi Trisnawati; Laras Anggraini. Pendiri fashion lokal, Smitten by Pattern; hingga Markus Kristianto, konsultan senior di Qando Qoaching yang dikenal sebagai figur disabilitas yang sangat menginspirasi.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button