Market

Tertolong Harga Komoditas, Ekonomi 2022 Diramal Mendekati 5 Persen

Meski ekonomi dunia lesu, perekonomian Indonesia pada tahun ini, diramal masih selamat. Meski pertumbuhannya di bawah 5 persen. Berkah tingginya harga komoditas unggulan Indonesia.

Kepala Ekonom Citibank Indonesia, Helmi Arman Mukhlis meramalkan, tahun ini, perekonomian Indonesia bisa mencapai 4,8 persen. Naik ketimbang 2021 yang hanya 3,69 persen. “Kami memulai dengan pandangan yang hati-hati terhadap pertumbuhan PDB. Kami mengharapkan 4,8 persen untuk tahun ini,” kata Helmi dalam Asian Development Bank (ADB) Indonesia bertajuk Indonesia Development Talk 6 di Jakarta, Rabu (8/6/2022).

Helmi menuturkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,8 persen tahun depan akan didorong oleh beberapa faktor, seperti adanya perkembangan positif dalam harga komoditas.

Ia mengatakan, terjadinya commodity boom memberi berkah kepada perekonomian Indonesia. Neraca perdagangan menjadi langganan surplus. Periode Januari sampai April 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$16,89 miliar. Rekor tertinggi sejak 2017.

Surplus neraca perdagangan ini diperoleh dari nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan impor pada periode tersebut. Di mana, nilai ekspor pada April 2022 mencapai US$27,32 miliar. Sedangkan impor senilai US$19,76 miliar.  “Karena kenaikan harga batu bara dan minyak sawit relatif tinggi, kita melihat ini telah membantu meningkatkan neraca perdagangan kita,” kata Helmi.

Rejeki nomplok dari komoditas ini, menurut Helmi, harus bisa dimanfaatkan. Misalnya digunakan untuk program yang benar-benar menopang perekonomian Indonesia dalam panjang panjang dan berkelanjutan.

Dirinya mengingatkan pemerintah untuk menjaga kemampuan daya beli masyarakat bawah. Tinginya harga komoditas jangan hanya dinikmati perusahaan atau kelompok super kaya di Indonesia saja. Wong cilik harus diperhatikan juga.

 

 

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button