Saturday, 29 June 2024

Tertolong Ekspor Nonmigas, BPS Catat Neraca Perdagangan Mei 2024 Masih Surplus

Tertolong Ekspor Nonmigas, BPS Catat Neraca Perdagangan Mei 2024 Masih Surplus


Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2024 sebesar US$2,93 miliar. Angka ini naik ketimbang bulan sebelumnya sebesar US$2,72 miliar.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah mengatakan, surplus neraca perdagangan pada Mei 2024 juga melampaui Mei 2023 (year on year/yoy). “Dengan demikian maka neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 49 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” kata Habibullah dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (19/6/2024).

Dia juga membeberkan, nilai ekspor Mei 2024 naik 13,82 persen menjadi US$22,33 miliar. dibanding April 2024. Namun jika dibanding Mei 2023, nilai ekspor Mei 2024 hanya naik 2,86 persen.

Kontribusi terbesar berasal dari ekspor nonmigas yang mencapai US$20,91 miliar. Atau naik 14,46 persen dibanding April 2024. Namun jika dibandingkan dengan nilai ekspor nonmigas Mei 2023 (yoy), hanya naik 2,50 persen.

Secara kumulatif, nilai ekspor periode Januari-Mei 2024, mencapai US$104,25 miliar atau turun 3,52 persen dibanding lima bulan pertama 2023. Untuk nilai ekspor nonmigas mencapai US$97,58 miliar, atau turun 3,84 persen.

Dari sepuluh komoditas dengan nilai ekspor nonmigas terbesar Mei 2024, hampir semua komoditas mengalami peningkatan, terbesar adalah mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya senilai US$263,6 juta (26,66 persen). Sementara yang menurun, ekspor lemak dan minyak hewani/nabati sebesar US$268 juta (14,32 persen).

Berdasarkan data per sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan periode Januari-Mei 2024, turun 0,63 persen dibanding periode sama pada 2023.

Demikian pula ekspor hasil pertambangan dan lainnya turun 14,90 persen, sedangkan ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanan justru naik 5,90 persen.

Tujuan ekspor nonmigas terbesar adalah China senilai US$4,73 miliar. Disusul Amerika Serikat (AS) senilai US$2,18 miliar, dan India US$1,95 miliar. Kontribusi ketiga negara ini mencapai 42,39 persen dari total ekspor nonmigas.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari-Mei 2024 berasal dari Provinsi Jawa Barat dengan nilai US$14,99 miliar (14,38 persen), diikuti Kalimantan Timur US$10,39 miliar (9,97 persen) dan Jawa Timur US$10,35 miliar (9,93 persen).

Nilai impor Indonesia Mei 2024 mencapai US$19,40 miliar, naik 14,82 persen dibandingkan April 2024 atau turun 8,83 persen dibandingkan Mei 2023.

Impor ini terdiri dari migas senilai US$2,75 miliar, turun 7,91 persen dibandingkan April 2024 atau turun 12,34 persen dibandingkan Mei 2023 dan nonmigas senilai US$16,65 miliar, naik 19,70 persen dibandingkan April 2024 atau turun 8,23 persen dibandingkan Mei 2023.

Dari sepuluh golongan barang utama nonmigas, hanya golongan serealia yang mengalami penurunan senilai US$49,5 juta (7,70 persen) dibandingkan April 2024. Sementara peningkatan terbesar adalah mesin/peralatan mekanis dan bagiannya US$670,3 juta (30,17 persen).

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Mei 2024 adalah China US$27,10 miliar (35,45 persen), Jepang US$5,35 miliar (6,99 persen), dan Thailand US$4,08 miliar (5,35 persen).

Menurut golongan penggunaan barang, perkembangan nilai impor Januari-Mei 2024 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi penurunan pada golongan bahan baku/penolong US$980,0 juta (1,45 persen). Sementara golongan barang konsumsi dan barang modal naik US$465,2 juta (5,68 persen) dan US$128,6 juta (0,82 persen).

Neraca perdagangan Indonesia Mei 2024 mengalami surplus US$2,93 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$4,26 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,33 miliar.