News

Tercekik Krisis Utang, Sri Lanka akan Ekspor Ganja untuk Tarik Devisa

Sri Lanka berutang 51 miliar dolar AS, atau Rp 793 triliun kepada pemodal ventura di AS. India, Cina, dan Jepang, adalah tiga negara yang memberi pinjaman 18 miliar dolar AS, atau Rp 280 triliun, kepada Sri Lanka.

Presiden Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, Senin (14/11) lalu mengatakan akan membentuk panitia khusus untuk mendalami budidaya ganja demi tujuan ekspor. Hal itu dilakukan dalam ketercekikan negeri itu akibat krisis ekonomi yang berawal dari besarnya utang yang tak mampu dibayar.

“Kami juga akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menetapkan kerangka hukum untuk ekspor ganja,”kata Wickremesinghe.

Di Sri Lanka, selain untuk tujuan pengobatan, penggunaan ganja dianggap kegiatan kriminal dengan ancaman hukuman penjara dan denda lumayan besar. Jadi, sebelum Sri Lanka resmi mengekspor ganja, undang-undang tersebut harus diubah.

Memimpin Sri Lanka setelah Gotabaya Rajapaksa hengkang akibat aksi protes penduduk, Wickremesinghe mencoba memperbaiki keadaan perekonomian dengan peningkatan pajak pribadi dari 24 menjadi 30 persen. Ia juga mengusulkan sejumlah langkah reformasi untuk mengejar pertumbuhan tahunan antara tujuh sampai delapan persen.

“Saya ingin mendefinisikan ekonomi baru sebagai ekonomi pasar sosial, atau sistem ekonomi terbuka dengan perlindungan sosial,” kata Wickremesinghe.

Ekonomi baru itu akan didasarkan pada ekonomi kompetitif berorientasi ekspor, ekonomi hijau dan biru yang ramah lingkungan, dan ekonomi digital.

Bank Dunia memperkirakan ekonomi Sri Lanka masih dalam kemelut, dengan mengalami kontraksi 9,2 persen tahun ini. Negeri yang dalam mitologi Ramayana dikenal sebagai Alengka itu pun diprediksi masih akan mengalami kontraksi sebesar 4,2 persen tahun depan. Sebanyak 22 juta orang di negeri pulau itu masih akan terus berjuang memenuhi kebutuhan pokok.

Sri Lanka berutang 51 miliar dolar AS, atau Rp 793 triliun kepada pemodal ventura di AS. India, Cina, dan Jepang, adalah tiga negara yang memberi pinjaman 18 miliar dolar AS, atau Rp 280 triliun, kepada Sri Lanka. [Colombo Telegraph/Indian Express]

Back to top button