News

Tepis Potensi Bubar, NasDem Pastikan Koalisi Perubahan Masih Solid

Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menyebut bahwa hingga saat ini Koalisi Perubahan yang diusung partainya bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS), masih solid. Menurutnya hal biasa jika terjadi sedikit selisih paham dalam koalisi, tidak mungkin jadi penyebab koalisi bubar.

Permasalahan sikap ngotot Demokrat yang ingin memaksakan Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk diusung sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan, masih Willy anggap wajar.

Namun ia mengingatkan agar Demokrat bisa lebih menahan diri, karena prinsip koalisi adalah kesepakatan bersama, tidak elok jika terlalu memaksakan kehendak sendiri. Willy menegaskan hingga saat ini jalinan komunikasi antara partai koalisi masih baik-baik saja.

“Ya ini kan equal partnership. Tentu harus bareng dan ngobrol bersama. Kalau demokrat punya preferensi AHY ya wajar saja. Tapi kan nanti ujungnya keputusan bersama,” kata Willy saat ditemui di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (25/1/2023).

Willy juga menekankan, partainya tidak mau terlalu mencampuri siapa sosok cawapres, karena sudah bersepakat bahwa hal tersebut telah menjadi kewenangan Anies. Maka bagi partai koalisi lainnya yang ingin menyodorkan nama, silakan saja melakukan pendekatan ke mantan Gubernur DKI Jakarta itu. “Tapi keputusan akhir itu rembuk bersama dan capresnya sendiri, karena NasDem sudah menyerahkan itu ke Anies siapa yang akan mendampingi beliau,” tandas dia.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Partai NasDem, Ahmad Ali mengatakan, jika sikap Partai Demokrat tetap keras dengan sikapnya soal AHY, maka pihaknya akan sulit melanjutkan komunikasi alias berpotensi bubar. Mengingat, sejak awal semangat pembentukan koalisi perubahan ini untuk mencari sosok pendamping terbaik bagi Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Dia menjelaskan, sejak awal NasDem, Demokrat, dan PKS membuka komunikasi untuk membentuk koalisi secara terbuka. Bahkan tidak ada pembahasan soal jatah cawapres kepada salah satu parpol, sehingga tidak etis mengunci nama cawapres dalam proses komunikasi koalisi.

“Tapi kemudian ada partai politik yang menyatakan sikapnya tentang Anies dengan kadernya, bahkan dibuat penegasan kalau bukan AHY wakil, itu koalisi perubahan tidak terjadi. Artinya kalau dia seperti itu kita tidak bisa berdiskusi lagi,” ujar Ali ketika dihubungi, Selasa (24/1/2023).

Back to top button