News

Tengahi Kegaduhan DBH, Kemendagri Bakal Pertemukan Bupati Adil dengan Pihak Kemenkeu

Selasa, 13 Des 2022 – 11:05 WIB

Sekjen Kemendagri Bupati Adil - inilah.com

Sekretaris Jenderal Kemendagri Suhajar Diantoro, menyatakan kegaduhan ini tidak bisa didiamkan terlalu lama. Ia berencana pertemukan Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil dengan pihak Kemenkeu, Selasa (13/12/2022). (Foto: klikwarta)

Pernyataan yang dilontarkan Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah membuat kegaduhan di tengah masyarakat. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) berencana mempertemukan keduanya untuk mencari jalan tengah.

Kegaduhan ini bermula dari aksi protes Adil soal dana bagi hasil (DBH) yang berujung terlontarnya kalimat yang menyebut Kemenkeu berisi iblis dan setan. Sekretaris Jenderal Kemendagri Suhajar Diantoro, menyatakan kegaduhan ini tidak bisa didiamkan terlalu lama.

Meski pihaknya sudah menegur Bupati Adil, namun Kemendagri masih memandang perlu untuk mempertemukan keduanya untuk diskusi mencari solusi. “Kami akan memfasilitasinya agar permasalahan mengenai DBH dapat terselesaikan dengan baik,” katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (13/12/2022).

Lebih lanjut ia menuturkan, sebelumnya Adil telah datang ke kantor Kemendagri pada Senin (12/12/2022). Di kesempatan itu, dirinya bersama Dirjen Bina Keuangan Daerah, Agus Fatoni, menegur Adil karena telah menimbulkan kekisruhan.

Suhajar menyatakan sudah banyak memberikan nasihat kepada Adil agar bisa lebih peka soal etika berkomunikasi. Sebab, sangat tidak wajar dan tak elok dilihat jika seorang kepala daerah menyikapi persoalan dengan kata-kata kasar.

“Apa yang menjadi kegelisahan dan harapan Bupati Kepulauan Meranti sebenarnya bisa dikomunikasikan dan diselesaikan secara baik-baik, sehingga tidak menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat,” katanya.

Setelah bertemu dengan Suhajar, Adil juga bertemu Mendagri Muhammad Tito Karnavian. Suhajar menyebut Tito menegur keras Adil. “Sekaligus menegaskan, sebagai kepala daerah apa pun masalahnya harus menggunakan bahasa yang beretika dan menunjukkan sikap kenegarawanan,” ujar dia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button