News

Tambah Pasukan Atasi Bentrokan di Maluku Tenggara, Polisi dan Tentara Sempat Kewalahan

Minggu, 13 Nov 2022 – 13:57 WIB

Anggota Brimob Polda Maluku

Anggota Brimob yang terkena panah saat mengamankan konflik di Maluku Tenggara, Maluku, Sabtu (12/11/2022). (Foto: Polda Maluku)

Menyusul pecahnya bentrokan antar Desa Elath dan Desa Bombai, Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Kepolisian Daerah Maluku menambah dua Satuan Setingkat Peleton (SST) untuk mengatasi konflik yang menewaskan dua orang dan 34 lainnya luka-luka pada Sabtu (12/11/2022).

Kabid Humas Polda Maluku, Kombes M Roem Ohoirat menyebutkan Kapolda juga sudah memerintahkan Kapolres Malra untuk penebalan pasukan di lokasi konflik pada Sabtu dan dua satuan setingkat peleton sudah tiba dipimpin langsung oleh Kapolres Malra dan Wakapolres Malra.

“Konflik terjadi akibat upaya sebagian warga masyarakat Desa Bombai memasang sasi atau larangan adat di perbatasan dengan Desa Elath dengan mengklaim itu milik mereka,” kata Roem dalam keterangannya dikutip Minggu (13/11/2022).

Ia mengatakan, upaya pemasangan larangan adat tersebut sempat dibubarkan polisi namun kejadian yang dilakukan secara tiba-tiba ini mengakibatkan tentara dan polisi sempat kewalahan.

“Sehingga bentrok antara dua kelompok tidak terhindarkan. Hal ini karena tidak diterima oleh kelompok yang berasal dari Desa Elath, sehingga terjadi konsentrasi massa dan di antara kedua belah pihak terjadi saling serang menyerang,” terang Roem.

Roem menambahkan, akibat bentrokan tersebut jatuh sejumlah korban yang terluka terkena panah dari kedua belah pihak, juga polisi terluka.

“Anggota saat ini yang satu sudah dievakuasi ke Tual untuk diobati sementara yang satu tadi diobati di Puskesmas Elath. Sementara jumlah korban lainnya belum sempat kami data, tetapi tadi ada beberapa korban luka baik itu akibat dari bacokan, maupun kena panah dari kedua belah pihak,” ungkapnya.

Selain itu, ada sejumlah rumah yang terbakar, pembangunan sekolah SMP dan SMA di Kei Besar, serta pengrusakan lainnya.

Sebelumnya kedua desa itu juga sudah pernah bentrok pada 6 Oktober 2022 lalu, yang mengakibatkan korban sebanyak 31 korban, di mana Ohoi Bombay sebanyak 15 korban, dan Ohoi Elath sebanyak 16 korban.

Kejadian pada 6 Oktober itu sudah diantisipasi dan sudah ditempatkan tiga SST gabungan tentara dan polisi yang ada di sana. “Polda Maluku sangat menyayangkan kembali terjadinya bentrok antara dua desa di Kei Besar yaitu antara Desa Elath dan Desa Bombay yang terjadi Sabtu pagi,” ujar Roem.

Menurut dia, sampai dengan saat ini situasi sudah kembali aman dan kondusif, serta lima SST sudah berada di lapangan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan berulang kembali.

“Namun, sebanyak apa pun pasukan yang ditempatkan di sana, tanpa ada kesadaran dari masyarakat, maka bisa saja bentrokan akan terulang,” lanjut Roem.

Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa masalah ini merupakan tanggung jawab semua pihak. “Tanggung jawab dari pemerintah daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, mari sama-sama kita berperan aktif untuk memberikan rasa aman dan damai di wilayah tersebut,” tuturnya.

Lebih jauh Roem mengimbau kepada masyarakat setempat agar tetap menahan diri dan kembali hidup rukun seperti semula, tanpa ada konflik atau bentrok. “Karena yang dilakukan seperti itu sudah pasti akan merugikan kedua belah pihak dan masyarakat yang ada di sana,” jelas Roem.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button