News

Tak Hanya Kepemimpinan Mardiono, Isu Soliditas Jadi Penyebab Gagalnya PPP ke Senayan


Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai tak lolosnya Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke Senayan disebabkan karena dua faktor yakni kepemimpinan Plt Ketum PPP Mardiono dan konflik di internal partai.

Mungkin anda suka

“Saya melihat tidak lolosnya PPP kemarin bukan hanya terkait dengan kepemimpinan Mardiono, melainkan juga dinamika yang terjadi di tubuh PPP sendiri, mulai dari isu soliditas elit PPP sampai kasus hukum ketum,” ucap Saidiman kepada Inilah.com saat dihubungi, Senin (10/6/2024).

Dia menilai kekalahan partai ka’bah di Pileg, seharusnya dapat menjadi momentum bagi PPP berbenah diri.

“Saya kira ini titik krusial PPP. Kekalahan dalam Pileg 2024 mestinya menjadi momentum bagi PPP, untuk melakukan perubahan mendasar,” ujarnya.

“Ceruk ideologis untuk partai Islam memang terus merosot. Butuh penyegaran pada aspek ideologis itu, agar partai seperti PPP bisa terus relevan,” tandas Saidiman.

Sebelumnya, sejumlah kader PPP yang mengatasnamakan Front Kader Kabah Bersatu (FKKB) meminta DPP PPP menggelar Muktamar Luar Biasa (MLB) untuk menggantikan Plt Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono.

Ketua FKKB Ichwan Zayadi menilai bahwa Mardiono tidak piawai dan tidak memiliki kapabilitas dalam mengelola partai berlambang Ka’bah itu di Pemilu 2024.

“Kami mendesak kepada DPP PPP untuk segera menggelar MLB agar terpilih dan terbentuknya kepengurusan DPP PPP yang definitif dan lebih baik lagi,” kata Ichwan di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (23/5/2024).

Dia mengaku prihatin atas hasil yang diperoleh PPP pada Pemilu 2024. Ichwan juga menyoroti banyaknya putusan MK yang menolak gugatan PPP.

Hal itu berimplikasi terhadap perolehan suara nasional yang kurang dari empat persen. Dengan demikian, PPP kemungkinan besar tidak lolos parliamentary threshold (PT) DPR.

“Perolehan suara PPP dalam Pemilu 2024 ini adalah yang terburuk karena untuk kali pertama dalam sejarah PPP tidak lolos parliamentary threshold di DPR RI sejak berdiri pada 5 Januari 1973,” ujar eks Wakil Ketua DPRD DKI 2014-2019 itu.

Sementara itu, koordinator pergerakan yang tergabung di FKKB, Muchbari juga menegaskan bahwa kepemimpinan Mardiono membuat PPP menjadi menurun.

“Pada saat 2019, pada saat turbulensi yang begitu tinggi menghantam PPP, PPP masih bisa bertahan dengan 19 kursi. Itu turbulensi nya sudah cukup tinggi banget,” ujar Muchbair.

“Pada saat ini yang kami memperkirakan PPP akan bangkit kembali dengan kepemimpinan pak Mardiono, ternyata malah sebaliknya, kita tidak mampu lolos dalam parliamenteray threshold,” tegasnya.

Back to top button