Market

Tak Diajak Bicara, Asosiasi Pemandu Gunung Protes Gubernur Koster

Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) Bali menyayangkan Gubernur Bali Wayan Koster yang tak melakukan diskusi publik sebelum menutup pendakian gunung.

“Diskusi publik diperlukan untuk menyerap aspirasi dari kalangan asosiasi pendakian, penyedia jasa pemandu, travel agent yang menjual wisata petualangan, serta stakeholder terkait lainnya,” kata Ketua APGI Bali, I Ketut Mudiada di Denpasar, Jumat (2/6/2023).

Mudiada menyampaikan, dengan adanya diskusi, maka dapat melahirkan regulasi yang terstruktur dan jelas untuk mengatur pendakian wisata di gunung dalam rangka menjaga kesucian gunung dan memberi dampak ekonomi kepada masyarakat di kaki gunung, alih-alih menghentikan aktivitas pendakian wisata.

Jika berbicara mengenai arahan Gubernur Koster soal upaya menjaga kesucian gunung, APGI Bali sepakat. Selama ini, hal itu selalu mereka terapkan sebagai prosedur pendakian. Khususnya untuk pendakian Gunung Agung. Diharapkan, Gubernur Koster batal melarang aktivitas pendakian.

Apalagi, kata dia, belakangan wisatawan yang menggunakan jasa pemandu mulai meningkat, bahkan dia sendiri dalam satu bulan dapat melayani rata-rata 100 wisatawan dengan 80 persen wisatawan mancanegara dan 20 persen wisatawan domestik.

“Melihat pada saat ini dan ke depannya minat wisatawan baik mancanegara maupun domestik melakukan wisata alam semakin meningkat, wisata pendakian gunung salah satunya juga mendapat perhatian semakin banyak kunjungan, ke depannya tren domestik juga akan meningkat,” ujar Mudiada.

Adapun pemandu yang saat ini tergabung dalam APGI Bali jumlahnya mencapai 200 orang dari semua jalur yang ada, dan mereka semua telah tersertifikasi BNSP.

Sementara untuk rencana penutupan wisata pendakian, saat ini sedang digodok Gubernur Bali Wayan Koster dalam rangka menjaga kesucian gunung yang beberapa kali sebelumnya dikotori dengan ulah-ulah wisatawan mancanegara yang berpakaian tidak senonoh dan viral.

Back to top button