News

Syafruddin: Santri Menjadi Tonggak Perkembangan Bangsa, Harus Dibekali Dua Hal Penting

Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Komjen Pol. Dr. (H.C) Drs. H. Syafruddin Kambo M.Si. menegaskan, santri menjadi tonggak penting bagi perkembangan Indonesia dalam menghadapi peradaban dunia baru.

Oleh karena itu, kata Syafruddin, para santri harus dibekali dua hal penting, yaitu menguasai peradaban dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. “Di pesantren-pesantren perlu kita pikirkan bagaimana santri kita,” kata Syarifuddin dalam Konferensi Internasional Pengasuh Pesantren Se-Asia Tenggara dengan tema Strategi Pengembangan SDM Pesantren di Pesantren Darunnajah, Ulujami, Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2022).

Mungkin anda suka

Syafruddin menekankan perlunya menyaring arus informasi di era media sosial saat ini yang tidak sesuai dengan nilai-nilai di pesantren dengan tetap mengikuti perkembangan teknologi yang demikian pesat.

“Tanpa mengurangi materi yang sudah kita siapkan, kemudian tidak terlalu terbuka mengikuti media sosial sekarang, atau teknologi yang bisa mengganggu proses belajar di pesantren, tapi kita juga harus menyuguhi supaya mereka paham teknologi yang berkembang hari demi hari,” jelasnya.

Tidak hanya itu, mantan Menpan-RB ini juga menegaskan bahwa para santri harus dapat menjadi nakhoda dari bangsa Indonesia yang diibaratkan perahu yang sedang berlayar.

“Jangan jadi penumpang, harus jadi nakhoda. Semua bidang kehidupan sekarang sudah terbuka bagi lulusan pesantren, bisa menjadi polisi, menjadi tentara. Waktu saya Menpan-RB saya sampaikan kepada kementerian untuk membuka (pekerjaan) kepada semuanya, tidak hanya didominasi oleh lulusan sekolah umum, tetapi sekolah-sekolah keagamaan,” ungkap Syafruddin yang juga mantan Wakapolri ini.

Dengan demikian, Syafruddin menekankan agar para pengasuh pondok pesantren dapat mempersiapkan para santrinya untuk menyongsong tatanan dunia baru.

“Kesimpulannya kita harus betul-betul menyiapkan diri menyongsong tatanan dunia baru yang bergejolak tanpa tahu kapan berhenti, karena gelombang masih besar, kapan air surut dan kapan hujan berhenti,” tegasnya.

Dia menyebutkan bahwa kondisi itu yang terjadi di dunia sekarang ini. “Indonesia harus memegang peranan penting, Indonesa harus jadi bangsa yang disegani oleh bangsa-bangsa lain, dengan nakhoda besar, dengan penduduk besar yang ada dalam kapal itu,” terang Syafruddin.

Syafruddin menambahkan, melalui momentum Konferensi Internasional ini diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi pondok pesantren di seluruh Indonesia.

“Momentum kongres ini dijadikan pelajaran besar bagi seluruh pondok pesantren Indonesia dan seluruh santri yang jumlahnya 4 juta lebih menjadi pelopor-pelopor dalam menghadapi bonus demografi 2030. Jadi bonus demografi itu di 4 juta santri itu akan punya peran-peran penting, untuk menuju Indonesia emas di 2045,” tegasnya.

Back to top button