Sunday, 30 June 2024

Suzuki Tutup Pabrik di Thailand Akhir 2025

Suzuki Tutup Pabrik di Thailand Akhir 2025


Suzuki Motor Corp akan menghentikan operasional pabrik Suzuki Motor Thailand (SMT) di Thailand pada akhir 2025. Keputusan tersebut diambil sebagai bagian dari penataan ulang struktur produksi global Suzuki.

Berdiri di Pluakdaeng, Provinsi Rayong, pabrik itu mulai berproduksi pada 2012, dan memproduksi sebanyak 60.000 unit setiap tahunnya termasuk ekspor. Pabrik ini juga mempekerjakan sekitar 800 orang.

Saat ini pabrik tersebut memproduksi model Swift, Ciaz, Celerio.

Penutupan ini dalam upaya untuk mendorong netralitas karbon dan elektrifikasi Suzuki secara global, kata perusahaan Jumat (7/6/2024).

“Dalam rangka mempromosikan netralitas karbon dan elektrifikasi secara global, Suzuki telah mempertimbangkan untuk mengoptimalkan lokasi produksi global di suatu grup,” ungkap Suzuki dalam keterangan resmi dikutip Senin (10/6/2024).

Meski demikian, perusahaan akan tetap melanjutkan penjualan dan layanan purna jual di Thailand. Untuk penjualan mobil di Thailand, Suzuki memilih melakukan impor termasuk mobil listrik dan hybrid dari pabrik di wilayah Asia Tenggara, Jepang, dan India.

Suzuki berencana untuk memiliki enam model kendaraan listrik dalam jajaran produknya dipasarkan mulai 2030-2031. Mereka juga berencana meluncurkan kendaraan listrik pertama di India pada tahun depan, yang kemudian akan diekspor ke Jepang dan Eropa.

Penjualan Suzuki di Thailand tak Kompetitif

Sementara itu, alasan lain ditutupnya pabrik SMT di Thailand diduga dikarenakan penjualan Suzuki di pasar domestik lesu dan juga ekspor yang melambat dibanding negara-negara lain.

“Kita tidak bisa lagi disebut sebagai ‘Detroit Asia’ karena Malaysia telah menggantikan posisi kita,” ucap Chairman federasi Industri Thailand (FTI) Kriengkrai Thiennukul.

Ia juga menambahkan, Thailand tidak lagi bisa dianggap sebagai pusat industri otomotif Asia seperti Detroit, karena Malaysia telah mengambil alih peran tersebut.

Sebelumnya Subaru juga sudah terlebih dahulu mengumumkan menutup pabrik perakitan di Negeri Gajah Putih tersebut.