Market

Suka Mengeluh Tak Dipasok Batu bara, PLN Seperti Anak Manja

Mengeluh tak mendapat pasokan batu bara dari pengusaha, menunjukkan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero/PLN) bak anak manja saja.

Pengamat energi Fabby Tumiwa kepada Inilah.com, Sabtu (6/8/2022), menjamin, industri batu bara tidak mungkin mengingkari komitmen untuk memasuk si emas hitam kepada PLN.

Kalau pengusaha batu bara tersebut ingin ekspornya lancar, sesuai aturan domestic market obligation (DMO).

“Kan sudah ada aturan (DMO) bahwa pengusaha batu bara yang ingin ekspor harus pasok kebutuhan dalam negeri (PLN) dulu. Kalau enggak ya tidak bisa ekspor,” papar Fabby.

Kalau pun ada pengusaha yang belum setor atau memanuhi pasokan batu bara ke PLN, menurut Fabby, bisa jadi karena menunggu kepastian tentang aturan Badan Layanan Umum (BLU).

“Mungkin saja ada yang belum menunjukkan akan memperpanjang, karena masih antisipasi terbitnya aturan BLU batu bara yang masih digodok dan perlu bernegosiasi,” tuturnya.

Namun demikian, Direktur Eksektutif Institute for Essential Services Reform (IESR) ini, menilai PLN cukup enak karena menerima perlindungan dari negara, soal pasokan energi primer.

Di sinilah pabrik setrum pelat merah ini, terkesan seperti anak manja. Selalu ingin dilindungi dan disiapkan jalan yang mudah.

“Sebenernya tinggal tunggu pengusaha batu bara saja. Mereka pasti datang kok untuk memperpanjang kontrak. Tidak perlu memunculkan wacana akan kekurangan pasokan batu bara dan lainnya,” tegas Fabby.

“Saya berpandangan, privilege PLN secara bertahap harus dikurangi sehingga lebih inovatif & termotivasi melakukan transisi energi bersih,” imbuhnya.

Di sii lain, kata Fabby, harus diakui bahwa kebijakan harga DMO, membuat perencanaan penyediaan listrik tidak berdasarkan keekonomian biaya energi yang sesungguhnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button