Market

Stabilkan Harga Beras, Badan Pangan Dukung Bulog Guyur Pasar 891 Ribu Ton

Senin, 14 Nov 2022 – 22:32 WIB

Pedagang beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur. (Foto: Kata Data).

Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mendukung Perum Bulog menjamin ketersediaan serta stabilitas harga beras melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH).

Kepala Badan Pangan Nasional/NFA, Arief Prasetyo Adi, Jakarta, Senin (14/11/2022), mengatakan, hingga 13 November 2022, Perum Bulog telah menyalurkan KPSH beras medium sebanyak 891 ribu ton. Realisasi terbesar di wilayah Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DKI Jakarta.

Aksi KPSH tersebut, kata Arief, dilakukan di 34 provinsi, jumlah realisasi tertinggi terjadi di Jawa Timur sebanyak 156 ton. Disusul Sulawesi Selatan dan Barat sebanyak 118 ribu ton, Jawa Tengah 107 ribu ton, Jawa Barat 97 ribu ton. Sedangkan DKI Jakarta dan Banten sebanyak 55 ribu ton.

Sedangkan realisasi di provinsi lain, lanjut Arief, jumlahnya bervariasi dari 3 ribu ton sampai 42 ribu ton. “Upaya stabilisasi ketersediaan dan harga beras ini merupakan bagian dari intervensi dan kehadiran pemerintah untuk mengendalikan harga beras di tingkat konsumen yang terindikasi mengalami kenaikan di atas harga eceran tertinggi (HET) belakangan ini. Kondisi ini tidak terlepas dari naiknya biaya produksi seperti pupuk, serta biaya angkut,” ujar Arief.

Dia melanjutkan, harga beras medium yang disalurkan Bulog dalam program KPSH berada di bawah HET, seperti yang dilakukan di DKI Jakarta saat ini melalui penyaluran beras medium seharga Rp8.900/kg ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

“Langkah stabilisasi harga beras ini sejalan dengan upaya ekstra pengendalian inflasi pangan di mana beras merupakan salah satu komoditas strategis yang fluktuasi harganya harus terus dipantau karena berpengaruh pada angka inflasi,” ungkapnya.

Arief menjelaskan, langkah KPSH tidak bisa dilakukan secara parsial. Aksi ini perlu dibarengi dengan peningkatan penyerapan dan pengadaan cadangan beras pemerintah yang dikelola oleh Bulog. Saat ini, Bulog memiliki stok sebesar 651 ribu ton beras.

“Kita terus mendorong peningkatan stok beras Bulog sampai dengan 1,2 juta ton di akhir tahun ini. Hal ini penting untuk menjaga ketahanan pangan kita serta memastikan pemerintah memiliki cadangan yang cukup untuk melakukan intervensi pasar, sehingga harga beras dapat terkendali sepanjang tahun,” katanya.

Untuk memenuhi target peningkatan stok 1,2 juta ton tersebut, pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah. Sebut saja optimalisasi penyerapan dan pengadaan beras dalam negeri. Perum Bulog telah menjalin kesepakatan dengan Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur untuk pengadaan beras.

Melalui kesepakatan tersebut, dilakukan pengadaan beras sebanyak 247 ribu ton. Rinciannya, sebanyak 58 ribu ton dari Jawa Barat, 147 ribu ton dari Jawa Tengah, 12 ribu ton dari DI Yogyakarta, dan 30 ribu ton dari Jawa Timur.

“NFA sendiri menargetkan pengadaan gabah/beras dalam negeri untuk cadangan beras pemerintah dapat mencapai 850 ribu ton, jumlah tersebut berasal dari 16 provinsi penghasil beras di Indonesia,” kata Arief.

Back to top button