Market

Sri Mulyani Ungkap Potensi Rugi Pertamina dan PLN Ratusan Triliun, Menteri Erick Disindir

Menteri Keuangan Sri Mulyani memprediksi, PT Pertamina (Persero) merugi ratusan triliun, PLN tekor puluhan triliun. Lantaran harga BBM dan tarif listrik tak naik. Padahal, minyak dunia dan komoditas energi sudah mahal. Menteri BUMN Erick Thohir  pun kena getahnya.

Menurut perhitungan Sri Mulyani, dikutip Jumat (20/5/2022), Pertamina sedikitnya menanggung kerugian US$12,98 miliar atau setara Rp190,8 triliun (kurs Rp14.700/US$) sampai akhir 2022. Per Maret 2022, arus kas atau cashflow BUMN sektor migas ini, mengalami defisit US$2,44 miliar, setara Rp35,86 triliun.

Defisit tersebut, kata Sri Mulyani akibat adanya kenaikan harga minyak dunia dan Pertamina tidak langsung mengerek naik harga bahan bakar minyak (BBM).

Tak berhenti di situ, Sri Mulyani juga menyebut kerugian yang harus ditanggung PT PLN (persero) mencapai Rp71 triliun. Pemantiknya sami mawon, harga komoditas energi dunia meroket.

Kabar ini langsung ditanggapi mantan sekretaris Kementerian BUMN, M Said Didu. Melalui akun Twitter @msaid_didu, dia mempertanyakan potensi defisit cash yang mendera dua BUMN tersebut kepada Menteri BUMN, Erick Thohir.

Dirinya mempertanyakan, kenapa potensi meruginya Pertamina dan PLN dibeberkan Menkeu Sri Mulyani, bukan Menteri Erick selaku penanggung jawab seluruh BUMN. Apakah, lantaran sang menteri kini sibuk keliling daerah untuk kampanye capres 2024.

Kenapa defisit cash Pertamina dan PLN tahun 2022 diperkirakan sekitar Rp190 triliun dan sekitar Rp71 triliun tidak pernah bapak buka dan justru Menkeu yang buka? Bapak mungkin terlalu sibuk kampanye? [ikh]

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button