Market

Smelter Nikel Jangan Bergantung Asing, JK Contohkan PT Hadji Kalla

Banjirnya tenaga kerja asing, maaf China, terlibat dalam industri pengolahan dan pemurnian (smelter) nikel di Indonesia, membuat mantan Wakil Presiden (Wapres), Jusuf Kalla terbelalak. Pekerja dan pengusaha pribumi mampu kok.

Dia pun mencotntohkan perusahaannya, PT Hadji Kalla yang berhasil mendidik anak bangsa menjadi tenaga kerja yang memiliki skill. Termasuk menggarap industri smelter nikel yang saat ini banyak dikuasai investor China.

Mungkin anda suka

“Kami di (PT) Hadji Kalla, sudah kasih contoh. Smelter bisa dibikin orang kita. Itu semua yang kerja anak petani. Kita didik bagaimana ngelas, pasang ini-itu, dan lain-lain. Kita beri pelatihan sebulan-dua bulan, sudah bisa kerja. Ya dari China (TKA) juga kan anak-anak petani juga,” kata JK saat meresmikan pembangunan Universitas Paramadina Cipayung, Jakarta Timur, Selasa (23/5/2023).

Mantan Ketum Partai Golkar ini, mengeritik keras keberadaan TKA China yang bekerja di berbagai proyek di Indonesia. Pemerintah Indonesia, saat ini, semestinya tidak terlalu tunduk dengan kemauan investor yang kebetulan banyak dari China. “Ini kita kenapa enggak percaya diri? Masak harus datangkan orang luar. Yang benar saja. Kapan kita pintar? Kapan kita berpengalaman? Akhirnya kita terus bergantung kepada luar,” tandasnya.

Di sisi lain, mantan Wapres era SBY dan Jokowi ini, mengakui, perusahaannya pernah menggunakan TKA asal China. Namun, jumlahnya tidak banyak, waktunya tidak lama. “Saya ingin, bangsa ini percaya diri. Saat jadi wapres, saya lakukan itu. Boleh tanya semuanya. Kami bikin sesuatu, hanya ada dua-tiga orang konsultan dari China. Nanti, setelah itu kita bikin semua (pekerja lokal),” papar JK.

Kegundahan JK, sangat wajar. Keberadaan TKA asal China, bukannya membuat Indonesia cepat menjadi negara maju. Justru banyak masalah yang mencuat. Termasuk kecemburuan sosial karena gaji para TKA China berlipat kali ketimbang pekerja lokal.

Masih ingat bentrokan antar pekerja lokal dengan TKA China di smelter nikel investasi China, yakni PT Gunbuster Nickel Industri, Morowali Utara, Sulawesi Tengah pada 15 Januari 2023. Tragedi ini menewaskan 2 pekerja lokal dan seorang TKA China.

Tragedi ini merupakan buntut dari aksi mogok pekera lokal yang menuntut keadilan. Para pekerja itu menuntut hak-hak pekerja, upah berkeadilan, serta standar keselamatan kerja. Sayangnya, TKA China justru menyerang pekerja lokal yang menimbulkan aksi balasan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button