Eks Dirut PT Taspen Antonius N.S Kosasih (tengah) usai konferensi pers penetapan dan penahanan tersangka di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (8/1/2025). Ditahan terkait dugaan korupsi investasi fiktif tahun 2019, rugikan negara Rp200 miliar. (Foto: Antara Foto /Asprilla Dwi Adha/wpa).
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Analis Investasi Senior Associate PT Taspen, Wenang Ginanjar (WG), untuk menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, hari ini, Jumat (11/7/2025).
“Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK atas nama, WG, Senior Associate Investment Analyst PT Taspen,” kata Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, melalui keterangan tertulis kepada wartawan.
Wenang diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi investasi fiktif PT Taspen, dengan tersangka korporasi PT Insight Investment Management (IIM). Materi pemeriksaan akan disampaikan oleh KPK setelah proses selesai.
“Hari ini Jumat, KPK menjadwalkan pemeriksaan terhadap saksi dugaan TPK terkait kegiatan investasi PT Taspen (Persero),” ujar Budi.
Diketahui, KPK tengah mengembangkan penyidikan terhadap tersangka korporasi PT IIM. Dalam kasus sebelumnya, lembaga antirasuah telah mengantarkan dua terdakwa, yaitu mantan Direktur Utama PT Taspen, Antonius Nicholas Stephanus Kosasih dan mantan Direktur Utama PT Insight Investment Management (IIM). Kerugian negara akibat investasi fiktif ini ditaksir mencapai Rp1 triliun.
Aliran dana dari investasi tersebut diduga menguntungkan sejumlah pihak. Kosasih didakwa memperkaya diri sendiri sebesar Rp34.322.107.459,40 (Rp34 miliar) berdasarkan kurs per 27 Mei 2025. Ia juga diduga memperkaya pihak lain, seperti mantan Direktur Utama PT IIM, Ekiawan Heri Primaryanto, sebesar USD 242.390 atau setara Rp3,9 miliar, serta eks Direktur Keuangan PT Taspen, Patar Sitanggang, sebesar Rp200 juta.
Tak hanya individu, KPK juga menyebut lima korporasi turut diuntungkan dari skema investasi fiktif tersebut, dengan total aliran dana mencapai Rp196.821.390.525 atau sekitar Rp196,82 miliar. Berikut rincian aliran dana ke masing-masing perusahaan:
1. PT Insight Investment Management (IIM): Rp44.207.902.471
2. PT Valbury Sekuritas Indonesia: Rp2.465.488.054
3. PT Pacific Sekuritas Indonesia: Rp108.000.000
4. PT Sinar Mas Sekuritas: Rp40.000.000
5. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk: Rp150.000.000.000