Market

Kerjanya Apa? DPR Tegur Keras Bos PLN Soal Over Supply

Anggota Komisi VI DPR, Rudi Hartono Bangun mempertanyakan over supply di PT PLN (Persero). Tak ada perencanaan yang jelas di perusahaan setrum pelat merah itu.

Politisi NasDem ini, mempertanyakan masalah over supply listrik kepada Direktur PLN, Dharmawan Prasodjo. “Tahun lalu misalnya, kapasitas terpasang di PLN ini ada 350 ribu Giga Watt Hour (GWh), sementara konsumsinya hanya 257 ribu GWh atau surplus 26 persen. Nah, mau dikemanakan surplus itu pak (Dirut PLN)? Soalnya pola struktur ini relatif sama selama 10 tahun terakhir sebelum sampai sekarang,” tanya Rudi, dikutip Sabtu (18/6/2022).

Anak Buah Surya Paloh ini juga mengkritisi PLN yang rajin ketika mengusulkan Penyertaan Modal Negara (PMN), namun amburadul dalam mengelola produksi listrik. Sehingga meninggalkan over supply yang signifikan.

Rudi menyarankan agar PLM lebih serius mengelola industri manufaktur agar penggunaan listriknnya makin banyak dan optimal. Saat ini, industri manufaktur baru menggunakan konsumsi listrik sebesar 1,2 persen dari total penggunaan listrik nasional.

Bahkan, menurut perhitungan Rudi, nilai surplusnya senilai Rp123 triliun. “Jadi untuk apa kelebihan energi listrik yang tidak dipasarkan itu Pak? Kalau dihitung ada Rp 123 triliun yang mubazir loh. Nah ini kok bapak minta uang ke negara, minta Rp 10 triliun,” kritik Rudi.

Rudi menyentil komitmen pendanaan Asian Development Bank (ADB) senilai 600 juta dolar AS, atau Rp8,58 triliun yang sudah dikantongi PLN. Adanya ADB tersebut serta kelebihan over supply atau diistilahkan harta perusahaan yang bisa dijual, tak semestinya PLN meminta PMN lagi.

“Bapak itu seharusnya kreatif. Kan bisa menjual yang Rp123 triliun (over supply) mubazir itu ke sektor industri manufaktur segala macamnya. Jangan melihat ada PMN, gedor Menteri Keuangan dan Komisi VI, tapi ternyata di dalam perusahaan bapak banyak duit,” tandasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button