News

Siapa ‘Bohir’ Survei di Awal Masa Periode Kedua Jokowi?

Selasa, 15 Nov 2022 – 20:27 WIB

Bohir - inilah.com

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah (kanan) dalam diskusi bertajuk “Siapa Presiden dan Wapres Indonesia 2024?” yang digelar Inilah.com, di Petra Restaurant, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (15/11/2022).

Pakar komunikasi politik, Effendi Gazali menyinggung kembali soal survei yang terlalu dini, pada Februari 2020. Dia pun bertanya-tanya siapa bohir alias pendana kegiatan survei tersebut?

Effendi merasa kasihan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), lantaran pada awal masa jabatannya di periode kedua, telah tersaji hasil survei elektabilitas calon presiden (capres) 2024. Hal itu dia nilai kurang etis, mengingat Jokowi baru saja duduk kembali menjadi presiden selama 5 bulan.

“Kasihan Pak Jokowi, dia dilantik 20 Oktober 2019, di awal tahun februari 2020 sudah ada lembaga survei yang mengukur elektabilitas capres 2024,” kata Effendi dalam diskusi bertajuk ‘Siapa Presiden dan Wapres Indonesia 2024?’ yang digelar Inilah.com di Petra Restaurant, Jakarta, Selasa (15/11/2022).

Presiden, sambung dia, seolah tak dihargai keberadaannya sebab lembaga survei telah berani memotret elektabilitas kandidat capres yang bakal berlaga di Pilpres 2024. Survei itu dia nilai terlalu dini dilakukan. “Itu baru subversif. Orang baru duduk, di awal tahun depannya sudah ada yang mengukur elektabilitas dan muncul di TV. Enggak menganggap presiden ada,” ujarnya.

Ia pun menyoroti dan mempertanyakan kredibilitas lembaga survei yang rutin melakukan jajak pendapat di awal masa kepemimpinan Jokowi untuk mengukur elektabilitas calon Presiden berikutnya.

Effendi menegaskan bahwa lembaga survei juga telah turut serta dalam membangun wacana capres lebih awal dibandingkan tahapan pemilu yang sudah ditetapkan. Bahkan dia pun menduga-duga siapa bouwheer (bohir) atau pemodal survei tersebut.

“Di tengah sakitnya kita, bohirnya siapa? Melaksanakan survei rutin itu biaya besar, ada bohir enggak? Syukur-syukur enggak ada atau dengan kantong sendiri,” pungkasnya.

Diketahui, sejumlah lembaga survei di awal 2020 sudah berlomba mengeluarkan survei terkait Pilpres 2024, terutama nama-nama yang bakal jadi capres. Nama Prabowo Subianto hingga Anies Baswedan masuk yang dalam survei itu digadang-gadang menjadi kandidat terkuat maju di Pilpres 2024.

Setidaknya ada tiga lembaga survei yang mengeluarkan hasil survei capres 2024. Ketiganya, yakni Indo Barometer, Parameter Politik Indonesia (PPI) dan Politika Research and Consulting (PRC), serta Media Survei Nasional (Median).

Ketiga lembaga survei itu juga merilis hasil survei dalam waktu berdekatan. Indo Barometer dan PPI dan PRC pada Minggu 23 Februari 2020, sementara Median baru merilis hasil temuannya pada Senin 24 Februari 2020.

Versi Indo Barometer, Prabowo unggul sebagai capres terkuat pada Pilpres 2024, mengungguli sedikitnya 22 nama elite populer di kalangan masyarakat. Survei Indo Barometer dilakukan dalam rentang 9-15 Januari 2020.

Sedangkan versi lembaga survei Parameter Politik Indonesia (PPI) dan Politika Research and Consulting (PRC) turut menempatkan Prabowo Subianto dengan elektabilitas tertinggi sebagai capres 2024.Di posisi kedua dan ketiga, disusul Sandiaga Uno dengan 9.1 persen dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berada di posisi ketiga dengan 8.8 persen.

Setelah itu, berturut-turut disusul oleh Anies Baswedan (7.8 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (5.4 persen), Basuki Tjahaja Purnama (5.2 persen), Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (4.7 persen), Tokoh Agama Abdul Somad (4.5 persen) dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini (2.6 persen).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button