Empati

Setelah Kehilangan Pekerjaan, Korban Perkosaan Ini Ingin Sekali Berwirausaha

“Saya enggak mau ketemu siapa-siapa, saya lebih baik mati saja”. Ucapan itu pernah terlontar dari seorang perempuan berinisial AN (23) setelah kegadisannya direnggut paksa oleh temannya sendiri.

Ya, perempuan asal Karawang, Jawa Barat ini pernah ingin mengakhiri hidupnya setelah diperkosa oleh teman laki-lakinya hingga hamil dan menolak untuk bertanggungjawab.

Peristiwa ini terjadi pada pertengahan September 2021 lalu, ketika itu korban hendak memberikan informasi lowongan pekerjaan di pabrik tempatnya bekerja ke teman prianya.

Namun air susu malah dibalas air tuba. Korban yang berniat baik ingin membantu teman prianya itu agar tidak lagi menganggur, malah dirudapaksa di sebuah rumah yang sengaja telah disiapkan oleh pelaku di kawasan Karawang.

“Dia (pelaku) nanyain masalah kerjaan, kebetulan di PT (pabrik) memang ada lowongan untuk laki-laki. Makanya saya kasih tau,” kata AN kepada Inilah.com.

Dengan kepolosannya, AN pun janjian bertemu di rumah milik kakak dari si pelaku pada malam hari sepulangnya dari bekerja untuk membicarakan seputar lowongan pekerjaan.

Sesampainya di rumah tersebut, korban duduk di ruang tamu dan diberi air minum wedang jahe yang diduga telah dicampur obat tidur.

Tak sadarkan diri

Tanpa ada prasangka jahat, AN pun menenggak wedang jahe yang dihidangkan hingga setengah gelas. “Karena lumayan haus sepulang kerja. Lima menit berikutnya saya pusing dan lemes terus enggak sadar,” ujarnya.

Dirinya mengaku terkejut ketika terbangun ada di sebuah kamar dan hari pun sudah berganti. Parahnya lagi, celana korban saat itu dalam keadaan terbuka dan pelaku berada di sebelahnya hanya mengenakan celana boxer.

“Aku tanya, ‘kamu ngapain aku?’ Dia bilang, ‘enggak ngapa-ngapain. Saya sempat bertengkar, karena saya enggak percaya jawaban dia. Tapi pelaku tetap enggak mengaku,” tuturnya.

Korban yang masih dalam kebingungan itu pun memilih langsung pulang, meski sebenarnya ia mencurigai telah diperkosa. Pasalnya, ia sempat merasakan sakit di bagian tubuhnya yang sensitif.

Namun ia tidak tahu apa yang telah terjadi pada malam itu. Sampai akhirnya ia memilih untuk diam tidak bercerita kepada siapapun lantaran malu.

“Perasaan campur aduk, sedih kecewa, marah. Mau lapor ke polisi juga enggak berani, karena bingung bukti-buktinya apa, sementara saya memang enggak sadar apa-apa,” ujarnya.

Beberapa hari berlalu, hal aneh pun terjadi, mulai dari telat datang bulan hingga dua pekan serta pelaku yang selalu menanyakan kabarnya. “Dia (pelaku) WA saya, katanya kalau ada apa-apa supaya dikabari,” katanya.

Merasa curiga, korban pun ke dokter untuk menanyakan perihal dirinya yang telat datang bulan sampai lebih dari tiga pekan. Setelah dites menggunakan tespek, baru ketahuan ternyata ia hamil.

Korban yang sebelumnya enggan cerita ke siapapun, akhirnya memberanikan diri memberitahukan orangtuanya. Kemudian ia bersama keluarga mendatangi rumah pelaku untuk meminta pertanggungjawaban.

Namun pelaku menolak untuk bertanggungjawab dan enggan mengakui perbuatannya. “Awalnya sempat pengen gugurin kandungan. Bingung karena posisi waktu itu masih kerja di pabrik, sedangkan kerja enggak boleh hamil, pasti dikeluarin,” jelasnya.

Sampai akhirnya, ia melahirkan bayi dalam usia kandungan masih 6 bulan. Namun karena terlahir prematur, paru-paru sang bayi pun belum sempurna, sehingga buah hatinya meninggal pada hari kedua lahir ke dunia.

Kehilangan

Tak hanya kehilangan si buah hati, korban juga kehilangan pekerjaan lantaran pihak perusahaan mengetahui korban hamil di luar nikah.

Sejatinya kasus perkosaan yang dialami AN sempat dilaporkan ke Polres Karawang, namun hingga saat ini kasusnya belum juga terungkap. Pelaku masih bebas berkeliaran seakan tidak terjadi apa-apa.

Kesedihan pun semakin mendalam, mulai dari kehilangan kehormatan, diberhentikan dari tempatnya bekerja, serta meninggalnya sang bayi yang masih berusia dua hari. Ditambah lagi pelaku yang belum juga ditangkap.

Kondisi tersebut sempat menjadikan korban berpikir untuk menyelesaikan hidupnya. Sampai akhirnya ia bertemu dengan Tim Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (Apik).

Melalui lembaga itu korban mendapat bantuan konseling bertemu dengan psikolog untuk menguatkan psikisnya supaya bisa kembali tegar menjalani kehidupannya.

Selain LBH Apik, ia juga bertemu dengan Ketua Pusat Studi Islam Perempuan dan Pembangunan (PSIPP) Institute Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Jakarta, Yulianti Muthmainnah yang berupaya menggalang dana membantu para perempuan korban kekerasan.

Setelah mendapat konseling serta pendampingan, AN berhasil melewati masa-masa terpuruknya. Jika sebelumnya ia enggan bertemu orang lain dan berniat mengakhiri hidupnya, kini ia sudah bisa berkomunikasi dengan orang lain serta tak ingin mati muda dan sia-sia.

“Harapannya sekarang ingin berwirausaha, ingin mencari wawasan baru. Karena sekarang sudah enggak bekerja,” tandasnya.

AN merupakan satu dari ratusan bahkan ribuan perempuan korban kekerasan yang masuk dalam catatan bantuan prioritas dari PSIPP ITB-AD.

PSIPP ITB-AD mencatat sedikitnya ada 500-1.000 perempuan korban kekerasan yang mesti dibantu untuk mencukupi kebutuhan sekaligus menghidupi anak-anaknya.

PSIPP ITB-AD bersama Inilah.com membantu

Kini PSIPP ITB-AD bekerja sama dengan Inilah.com menggalang dana untuk hadiah lebaran bagi mereka. Mereka membutuhkan uluran tangan dari kita semua.

Di Bulan Ramadan yang penuh berkah ini, mari kita bersama-sama menggalang kemanusiaan untuk mencukupi kebutuhan mereka.

Dengan menekan tombol donasi untuk menyisihkan sedikit rezeki, tentunya kita ikut membantu mewujudkan harapan dan cita-cita mereka.

Penggalangan dana ini diharapkan dapat membantu perempuan-perempuan di luar sana menjadi lebih kuat, dan tegar.

Hasil donasi ini akan digunakan sebaik mungkin untuk membantu para korban, siapa pun korbannya. Donasi dapat dikumpulkan dengan cara klik di sini.

Yuk, bantu kebutuhan hidup ratusan bahkan ribuan perempuan korban kekerasan. Caranya mudah:

1. Klik tombol ‘Donasi sekarang!’
2. Masukkan nominal donasi.
3. Pilih metode pembayaran (Dompet Kebaikan/GO-PAY/DANA/ShopeePay/LinkAja/Jenius Pay/BCA/BNI/BNI Syariah/BRI/Mandiri/Mandiri Syariah/Kartu Kredit).
4. Teman-teman akan mendapat laporan via email.

Terima kasih, #OrangBaik!

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Anton Hartono

Jurnalis yang terus belajar, pesepakbola yang suka memberi umpan, dan pecinta alam yang berusaha alim.
Back to top button