News

Serang Sekeliling Jokowi, Relawan: Kita Pendukung Presiden, Bukan Pendukung Menteri

Ketua Relawan Jokowi Mania (Joman) Immanuel Ebenezer mengaku tidak terima dengan kejahatan yang dilakukan oleh para menteri yang ada di sekeliling Presiden RI Joko Widodo.

Karena itu ia tak segan-segan terus mengomentari adanya menteri yang diduga terlibat dalam bisnis tes COVID-19 baik Polymerase Chain Reaction (PCR) mapun Antigen di tengah pandemi.

“Kita ini pendukung presiden, bukan pendukung menteri. Makanya kalau ada menteri-menteri yang kurang ajar ya kita hajar,” ujarnya kepada Inilah.com.

Dirinya mengaku telah memiliki sejumlah daftar nama menteri di sekitar Jokowi yang ikut terlibat dalam bisnis PCR, Mulai dari harga awalnya mencapai jutaan rupiah, kini menjadi tak boleh lebih dari Rp275 ribu.

Ia mendesak menteri-menteri itu segera mundur dari kabinet pemerintahan Jokowi. Dirinya mengaku hingga saat ini masih bertanggungjawab terhadap presiden yang diusung saat pilpres.

“Kita mendukung presiden itu punya tanggungjawab moral,” tandasnya.

Sebelumnya, mantan Direktur Yayasan LBH Indonesia, Agustinus Edy Kristianto mengungkap adanya menteri yang terafiliasi bisnis PCR

tiga pejabat tinggi negara yang berbinis PCR, pernah diungkap mantan Direktur Yayasan LBH Indonesia, Agustinus Edy Kristianto. Melalui akun facebook, Agustinus mengkritisi tiga kementerian. Ketiganya, menurut Agustinus, diduga terafiliasi (ada kaitannya) dengan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI).

Para pejabat negara itu adalah pemutus kebijakan terkait penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia dan di tangan mereka juga aturan wajib PCR dikendalikan.

Agustinus juga membeberkan sejumlah perusahaan yang menjadi pemegang saham di GSI. Diantaranya adalah Yayasan Indika Untuk Indonesia (932 lembar); Yayasan Adaro Bangun Negeri (485 lembar); Yayasan Northstar Bhakti Persada (242 lembar); PT Anarya Kreasi Nusantara (242 lembar); PT Modal Ventura YCAB (242 lembar); PT Perdana Multi Kasih (242 lembar); PT Toba Bumi Energi (242 lembar); PT Toba Sejahtra (242 lembar); dan PT Kartika Bina Medikatama (100 lembar).

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Anton Hartono

Jurnalis yang terus belajar, pesepakbola yang suka memberi umpan, dan pecinta alam yang berusaha alim.
Back to top button