Market

Sentimen Global dan Harga Komoditas Berpihak Positif pada Pergerakan IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendapatkan katalis positif dari penguatan bursa saham global dan harga komoditas. Beberapa saham mendapatkan rekomendasi positif dari analis. Apa saja?

Pada sesi pertama perdagangan Rabu (22/12/2021), IHSG ditutup menguat 15,787 poin (0,24%) ke posisi 6.570,096. Harga tertingginya mencapai 6.592,167 atau menguat 37,858 poin dan terendahnya 6.561,693 atau menanjak 7,384 poin dari posisi pembukaan di angka positif 6.572,535.

Sebanyak 261 saham menguat, 297 saham melemah, 190 saham stagnan, dan 137 saham tidak ditransaksikan.

Nilai transaksi di pasar reguler mencapai Rp5,46 triliun dan Rp4,35,2 miliar di pasar negosiasi, sehingga nilai transaksi mencapai Rp5,89 triliun. Sementara itu, investor asing mencatatkan pembelian saham senilai Rp982,3 miliar dan penjualan senilai Rp1,062 triliun. Alhasil, investor asing mencatatkan aksi jual bersih senilai Rp80 miliar.

Kepala riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang mengatakan, setelah tiga hari indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun tajam 995,3 poin atau 2,75%, bahkan Indeks Saham Teknologi Nasdaq selama tiga hari jatuh cukup parah sebesar 3,76%, akhirnya kedua Indeks di Wall Stret tersebut bangkit pada Selasa (21/12/2021) masing-masing sebesar 1,60% dan 2,84%.

“Penguatan tersebut didorong, secara general, terjadinya penguatan pada saham berbasis Teknologi dan Perjalanan,” kata dia dalam riset harian sebagaimana dikutip INILAH.COM, Rabu (22/12/2021).

Begitu halnya terjadi juga atas iShares MSCI Indonesia ETF (EIDO) yang turun selama tiga hari dan akhirnya pada Selasa rebound sebesar 1,67%.

Pola yang sama juga terjadi atas komoditas di mana harga minyak, crude palm oil (CPO) dan timah turun selama dua hari, akhirnya pada Selasa menguat masing-masing sebesar 4,14%, 2,04% dan 0,77%.

“Kombinasi bounce-back-nya Indeks DJIA, EIDO dan ketiga harga komoditas tersebut menjadi sentimen positif pendorong IHSG melanjutkan penguatannya dalam perdagangan Rabu ini.

Edwin memperkirakan, laju IHSG bergerak  dalam kisaran support 6.510 dan resisten 6.584. Dia merekomendasikan beli saham SAMF, WIKA, UNTR, SMRA, HOKI, ADRO, INTP, ANTM, PTPP, BSDE, dan SMGR. “Disclimer on!” tutur Edwin.

Sementara itu, Analis riset OCBC Sekuritas Hendry Andrean mengatakan, penguatan IHSG di sesi pertama mengikuti tren penguatan yang juga terlihat pada bursa regional Asia lainnya. “Tren penguatan bursa Asia kali ini tampaknya merespons penguatan bursa AS semalam di mana ketiga indeks utama di negara tersebut mengalami penguatan hingga lebih dari 1%,” papar dia.

Tren penguatan bursa dunia hari ini, menurut Hendry, dipengaruhi oleh adanya pertaruhan bahwa Omicron tidak akan sampai menahan laju pemulihan ekonomi. Hal ini timbul karena munculnya Covid-19 varian Omicron disamakan dengan skenario Pandemi Flu Spanyol tahun 1918 lampau di mana Omicron diperkirakan akan berjasa dalam membantu mengakhiri Pandemi Covid-19.

Teori tersebut timbul karena Omicron meski tingkat penularannya lebih ganas namun menurut WHO efek yang ditimbulkan lebih rendah bagi manusia sehat. “Hal ini juga diperkuat oleh data yang menunjukkan angka kematian harian akibat Covid-19 di seluruh dunia terlihat menurun dengan besaran penurunan hingga 33,7%,” ungkap Hendry.

Sentimen positif tersebut diperkirakan dia akan membuat IHSG berpeluang untuk melanjutkan tren penguatannya pada perdagangan sesi kedua. “IHSG kami perkirakan berpeluang untuk menguji level resistance 6.595 pada perdagangan sesi kedua,” imbuhnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button