News

Sekjen PAN: Tiga Parpol akan Segera Bertemu, Bahas Nasib KIB

Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengungkapkan bahwa ketiga partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yakni PAN, Partai Golkar, dan PPP, akan bertemu dalam waktu dekat, untuk membahas nasib KIB.

“Mudah-mudahan (kami akan bertemu) dalam waktu dekat iya. Baru-baru ini ada rencana pertemuan, tapi ditunda. (Apakah di Juni) saya dengar sih masih di minggu yang akan datang ini,” jelas Eddy kepada wartawan saat di Jakarta, Minggu (28/5/2023).

Terkait nasib KIB, Eddy menyebut jika diawali dengan nota kesepahaman, maka perlu juga diakhiri secara bersama-sama. “Ya kita kan ketika membentuk KIB, kita bersepakat dan menandatangani nota kesepahaman ya. Artinya kita mengawali ini dengan semangat kebersamaan,” terangnya.

“Kalaupun nantinya kita berkeputusan bahwa ya KIB tidak bisa dilanjutkan, masing-masing berjalan sendiri-sendiri, ya itupun nanti kita akan akhiri secara berkesamaan gitu loh,” sambungnya.

Eddy juga menyinggung tidak ingin berasumsi terlebih dahulu terkait kabar telah bubarnya KIB sampai ada pernyataan resmi dari ketiga Ketum. “Jadi sampai dengan adanya pernyataan Ketum bahwa ini sudah selesai, saya tidak mau berasumsi bahwa KIB sudah selesai atau akan berakhir,” ujar Eddy.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (Waketum PPP) Arsul Sani mengamini bahwa partainya kini sudah tak lagi bersama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), sesuai dengan klaim yang diucapkan oleh politikus PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul.

Tidak berlanjutnya sebuah koalisi adalah hal biasa dalam berpolitik. Ia mengakui sepanjang perjalanannya, setiap partai yang tergabung dalam KIB, memang memiliki kepentingannya masing-masing.

“KIB itu ketika dibentuk kita juga masing-masing kan sudah punya kesadaran kemungkinan, pada akhirnya berbeda dalam kaitannya dengan paslon pilpres,” jelas Arsul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (26/5/2023).

“Kenapa? Karena kan dari awal misalnya Golkar kan sudah menyampaikan bahwa amanah munas itu capresnya Golkar adalah Pak Airlangga,” sambungnya.

Begitu pula, tambah dia, dengan PAN yang sudah mengusulkan Erick Thohir (Etho), sedangkan PPP ingin mengusung Sandiaga Uno. “Jadi kesadaran-kesadaran itu ada, tetapi karena memang koalisi itu boleh dibilang belum mengerucut, belum mengeras ya masih cair,” imbuh dia.

Meski begitu, Arsul menekankan bahwa komunikasi dirinya dengan Golkar maupun PAN tidak terputus. “Kan ada tekad yang kuat, paling tidak pada yang ada di koalisi pemerintahan bahwa meskipun nanti berbeda paslon, tetapi saya bilang, kita tidak ingin pemilu yang membelah seperti 2014 dan 2019,” tandas Arsul.

Back to top button