Hangout

Sejarah Idul Adha, Pengorbanan Paling Besar dalam Sejarah Manusia

Hari Raya Haji yang jatuh setiap tanggal 10 Zulhijah juga dinamakan Idul Qurban. Pada hari itu Allah SWT memberi kesempatan bagi umat muslim yang belum mampu pergi haji untuk berkurban, yaitu dengan menyembelih hewan. Penyembelihan hewan kurban sebagai simbol ketakwaan dan kecintaan kepada Ilahi.

Sejarah Idul Adha Bermula dari Nabi Ibrahim

Dikutip dari laman Kementerian Agama RI, Idul Adha adalah perjalanan kisah keteladanan Nabi Ibrahim AS.  Allah SWT saat itu memerintahkan Nabi Ibrahim menempatkan istrinya Hajar bersama Ismail, putranya, yang masih menyusu di lembah tandus, dan gersang.

Tidak sebatang pohon pun tumbuh di lembah  itu. Lembah itu juga tidak berpenghuni.

Nabi Ibrahim sendiri tidak tahu, maksud wahyu Allah SWT menyuruh menempatkan istri dan putranya sejauh 1.600 kilometer dari negaranya, Palestina. Tapi baik nabi Ibrahim, maupun istrinya Siti Hajar, menerima perintah itu dengan ikhlas.

Seperti dituliskan dalam Al-Qur’an surah Ibrahim ayat 37 yang berbunyi,

رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ الصَّلاَةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ

(Artinya: Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur).

Sampai akhirnya Siti Hajar kesulitan mencari air. Seperti yang diceritakan Ibnu Abbas, Siti Hajar kehabisan air minum hingga tidak biasa menyusui nabi Ismail, Ia mencari air ke sana kemari sambil berlari-lari kecil (sa’i) antara bukit Sofa dan Marwah sebanyak 7 kali.

Tiba-tiba Allah SWT mengutus malaikat Jibril membuat mata air zamzam. Siti Hajar dan Ismail memperoleh sumber kehidupan.

Tak hanya itu, lembah yang dulunya gersang akhirnya mempunyai persediaan air yang melimpah-limpah.

Setelah ujian mengasingkan Istrinya Siti Hajar dan anaknya Ismail, Nabi Ibrahim mendapat perintah lebih berat dari Allah SWT.

Kala itu, Ibrahim telah berusia senja dan Ismail mencapai usia remaja. Nabi Ibrahim mendapat mimpi ia harus menyembelih Ismail. Mimpi tersebut merupakan bagian dari wahyu Allah SWT.

Ketika terbangun, Ibrahim merasakan kesedihan yang mendalam. Sebab, setelah sekian lama terpisah dengan sang buah hati, dia harus mengorbankan anaknya. Ibrahim kemudian mendatangi Ismail dan meminta pendapatnya.

Rupanya, jawaban dari Nabi Ismail sungguh luar biasa, seperti disebutkan dalam Al-Qu’ran surah Ash-Shaffat ayat 102, yang berbunyi:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

(Artinya: Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”)

Nabi Ibrahim lantas menangis haru mendengar penuturan anaknya. Nabi Ibrahim pun dengan ikhlas dan sungguh-sungguh mengerjakan perintah Allah SWT.

Namun ketika pisau diletakkan di leher Ismail, Allah membolehkan mengganti Ismail dengan binatang domba.

Nabi Ibrahim dan Ismail telah berhasil melewati ujian keimanan. Domba yang menjadi pengganti Ismail untuk disembelih itu menjadi asal mula melakukan ibadah kurban pada Idul Adha.

Makna Idul Adha

Hukum melaksanakan kurban itu sendiri wajib bagi orang yang mampu atau memiliki keleluasaan rezeki untuk berkurban. Sebagaimana disebutkan dalam Alquran surah Al-Kautsar ayat 1-2:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ

(Artinya: “Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak”)

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ

(Artinya: “Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah”)

Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail diantaranya:

1. Amalan yang mendatangkan pahala

Melaksanakan salah satu ajaran yang dicontohkan Nabi Ibrahim, menjadikan kegiatan kurban sebagai salah satu amalan yang banyak mendatangkan pahala.

2. Mendekatkan diri kepada Allah

Ketaatan dalam melaksanakan kurban bisa menjadi manifestasi bentuk penghambaan diri manusia kepada Sang Pencipta.

3. Belajar untuk ikhlas

Contoh keikhlasan Nabi Ismail adalah wujud makna Idul Adha yang sesungguhnya. Kerelaan hatinya menjadi “qurban” untuk menjalankan perintah Allah SWT.

Dari kisah dua nabi tersebut, umat islam banyak belajar untuk menyemai rasa ikhlas sejak masih dini dan berharap rida hanya kepada Allah.

4. Sebagai pembersih harta

Berkurban juga bagian dari bentuk sedekah. Sehingga hal ini bisa menjadi salah satu pembersih harta bagi siapa saja yang mengamalkannya.

5. Penafsiran tersirat untuk membunuh nafsu

Salah satu makna Idul Adha yang kerap luput diperhatikan yakni ibadah berkurban menjadi sebuah amalan yang bisa diibaratkan sebagai jembatan pembunuh nafsu.

Maksudnya, penyembelihan hewan kurban menjadi lambang tersirat dari pembunuhan hawa nafsu hewani dalam diri manusia.

6. Berbagi dan silaturahim

Idul Adha menjadi sebuah momen yang baik untuk berbagi dengan sesama. Pahala silaturahim dan kepedulian menjadi sebuah jembatan yang baik bagi seluruh umat Islam.

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Back to top button