Market

Sebut Utang Naik, Laba Anjlok, Pertamina Tuding Data Analis AEPI Menyesatkan

VP Corcomm Pertamina, Fajriyah Usman mempertanyakan basis data Analis AEPI Salamuddin Daeng yang menyebut utang Pertamina mengembung, sementara laba turun terus.

“Opini tersebut tidak berdasar dan menyesatkan pembaca. Karena secara umum, kinerja Pertamina baik dan tumbuh,” papar Fajriyah kepada Inilahcom, Senin (31/1/2022).

Fajriyah bilang, periode 2018-2019, Pertamina dapat menjaga keuntungan di kisaran US$2,5 miliar. Pada 2020, Pertamina berhasil mencatatkan keuntungan meskipun dihantam dengan triple shock, imbas pandemi COVID-19. “Semuanya adalah hasil kerja luar biasa dari Ibu Nicke selaku Direktur Utama, seluruh manajemen dan pekerja Pertamina Group. Karena, hampir seluruh perusahaan di dunia merasakan dampak negatif akibat pandemi,” paparnya.

Kata Fajriyah, sebagian besar perusahaan migas dunia, justru menanggung kerugian dan melakukan PHK banyak pekerjanya. “Mungkin pemberi opini lupa atau tidak pernah baca informasi yang banyak kita sampaikan ke media. Bahwa di tengah tantangan pendemi, Pertamina justru secara konsisten tetap mengoperasikan seluruh aktivitas produksinya dari hulu ke hilir, serta menggerakkan seluruh mitra bisnis pada ekosistem bisnis proses Pertamina dan sektor energi Indonesia,” terangnya.

Selain itu, kata dia, Pertamina konsisten berkomitmen untuk tetap menjadi penggerak perekonomian nasional di masa sulit akibat pandemi COVID-19. Terutama untuk memastikan lapangan pekerjaan dan menjaga keberlangsungan hidup 1,2juta tenaga kerja langsung, serta multiplier effect terhadap sekitar 20 juta tenaga kerja secara tidak langsung.

“Sebagai BUMN, Pertamina juga tetap menjalankan penugasan pemerintah melalui berbagai program seperti BBM satu harga, konversi BBM ke BBG untuk nelayan dan petani, pembangunan kilang, pembangunan jaringan transmisi dan distribusi gas bumi, serta infrastruktur hilir lainnya,” tuturnya.

“Belum lagi, kontribusi Pertamina terhadap penanganan pandemi COVID-19. Di mana, pembangunan rumah sakit COVID-19 dengan menambah lebih dari 1.000 bed dan bantuan untuk ribuan UMKM agar bisa bertahan dan bahkan naik kelas,” tuturnya.

Fajriyah juga mempertanyakan data yang dirilis AEPI. Di mana utang Pertamina sesuai laporan leuangan Pertamina per Juni 2021, berada di kisaran US$21 miliar, bukan US$41 miliar sesuai dengan tulisan. Selain itu, Pertamina mampu melakukan pembayaran utang bond yang jatuh tempo pada 2021 sebesar US$391 juta. “Sebelumnya, pada 2020, Pertamina telah menyelesaikan tiga corporate loan dengan total sebesar US$549 juta,” pungkasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button