Market

Sebut Indonesia Bebas Krisis Ekonomi, Awas ‘Jebakan Betmen’ Bank Dunia

Sabtu, 11 Jun 2022 – 12:47 WIB

Sebut Indonesia Bebas Krisis, Awas 'Jebakan Betmen' Bank Dunia

Mungkin anda suka

Bank Dunia

Bank Dunia menyebut negara berkembang dalam ancaman krisis ekonomi. Akan tetapi tak termasuk Indonesia. Jangan mudah percaya, bisa jadi jebakan Betmen.

Seperti disampaikan Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Prof Anthony Budiawan, jangan terlalu percaya diri dengan pernyataan Bank Dunia bahwa Indonesia masih aman dari krisis.

“Karena, Bank Dunia hanya memperkirakan tingginya harga komoditas menimbulkan inflasi besar-besaran di duni. Nah, posisi Indonesia malah untuk karena harga komoditas tinggi. Penerimaan negara justru melonjak karena komoditas itu milik kita,” terangnya kepada Inilah.com, Jakarta, Sabtu (11/6/2022).

Menurut Anthony, Bank Dunia tidak melanjutkan hasil kajiannya terkait respons negara maju atas inflasi yang sudah mencekik leher. Amerika Serikat (AS), misalnya, inflasi Mei 2022 tercatat 8,6 persen. Tertinggi dalam 41 tahun. Sementara pertumbuhan ekonominya minus 1,5 persen. “Amerika saat ini sudah masuk stagflasi, entah bulan depannnya. Nah ini akan mendorong AS dan negara maju di Eropa menaikkan suku bunga. Kalau itu terjadi maka capital outflow tidak bisa dihindari,” paparnya.

Dampak penaikan suku bunga global, kata Anthony, berdampak kepada anjloknya harga komoditas anjlok secara signifikan. Hal ini pernah terjadi pada 2012-2015. “Dampaknya ke Indonesia, penerimaan negara anjlok, capital outflow,” tuturnya.

Solusinya, kata Anthony, Bank Indonesia (BI) akan mengerek naik suku bunga acuan. Hal ini berdampak kepada tingginya kredit macet atau gagal bayar dari kredit korporasi. “Di sinilah potensi krisis keuangan membesar. Jadi, jangan mudah percaya dengan Bank Dunia. Teliti dahulu,” ungkapnya.

Dalam laporan Global Economic Prospect June 2022 (GEP), Bank Dunia menyebutkan tekanan inflasi yang begitu tinggi di banyak negara tak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi dua negara besar, yakni Amerika Serikat (AS) juga dipangkas menjadi 2,5 persen serta China menjadi 4,3 persen pada tahun ini.

Kemudian, negara berkembang juga mengalami penurunan proyeksi ekonomi. Di antaranya, Brasil menjadi 1,5 persen, Rusia menjadi minus 8,9 persen, dan India menjadi 7,5 persen.

Sementara, Indonesia terbilang cukup aman dari ancaman resesi ekonomi ini. Sebab, proyeksi pertumbuhan ekonominya tidak diubah oleh Bank Dunia yang pada tahun ini tetap di level 5,1 persen.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button