News

Sebut “Biru” Lepas dari Koalisi, NasDem Ingatkan Hasto PDIP Setop Politik Rendahan

Langkah Partai NasDem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) berujung memanasnya hubungan partai besutan Surya Paloh itu dengan PDIP. Pasalnya, deklarasi itu membuat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyindir NasDem dengan mengatakan”biru” keluar dari koalisi partai pendukung pemerintah.

Sontak, pernyataan Hasto pun menyulut protes politikus Partai Nasdem Bestari Barus.

Mungkin anda suka

“Itu merupakan politik rendahan yang sama sekali tidak elegan. Dengan pernyataan ini terlihat kualitas dari Bung Hasto seperti apa,” kata Politikus Partai NasDem Bestari Barus dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/10/2022).

Ia menjelaskan, Hasto tidak mungkin mengucapkan pernyataan seperti itu apabila memiliki jiwa kenegarawanan dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi. Bahkan, Bestari menilai Hasto terkesan tidak menyukai NasDem dan Anies Baswedan.

“Ada kesan jika (bung) Hasto memang tidak suka dengan NasDem dan Anies Baswedan. (Bung) Hasto harus berhenti mengeluarkan pernyataan minor,” ujar Bestari.

Dia turut menyinggung pernyataan Hasto yang menyebut peristiwa banjir di Jakarta sepatutnya juga menjadi urusan Partai NasDem. Bestari menilai pernyataan itu sesuatua hal yang lucu.

“Pernyataan soal banjir di Jakarta yang terjadi pasca pendeklarasian Anies sebagai bakal capres harus juga menjadi urusan NasDem, adalah hal yang teramat lucu. Kalau ingin tahu soal penanganan banjir Jakarta datanglah ke Pemprov DKI. Bisa bertambah wawasannya nanti setelah mendapat penjelasan yang komperehensif,” terangnya.

Bestari Heran Sikap Hasto

Tidak hanya itu, mantan anggota DPRD DKI ini juga heran dengan sikap Hasto yang terus mengurusi urusan NasDem usai pendeklarasian Anies sebagai capres. Sedangkan Partai Gerindra yang sudah terlebih dahulu mengusung Prabowo Subianto sebagai capres tidak dipersoalkan.

“Mengapa hanya NasDem yang dipersoalkan pasca mendeklarasikan Anies? Mengapa Partai Gerindra yang juga anggota koalisi pemerintahan, yang sudah jelas-jelas menyatakan mengusung Prabowo Subianto sebagai capres tak dipersoalkan oleh Hasto dan PDIP,” kata Bestari.

Bestari menyebut, Partai NasDem membutuhkan waktu yang cepat agar dapat menemukan figur terbaik untuk memimpin bangsa Indonesia ke depan. Terkait hal ini, Anies Baswedan dipersiapkan untuk masa pemerintahan periode 2024-2029, setelah masa jabatan Presiden Jokowi berakhir.

“NasDem mencari pemimpin nasional bukan sekedar petugas partai. Perlu digarisbawahi Anies itu untuk periode 2024-2029. Jadi, tidak ada kaitannya dengan koalisi hari ini. Karena 2024 tongkat estafet perlu diberikan kepada yang lain,” ujar Bestari menambahkan.

Back to top button