News

Sebelum Hadir di KTT G20, Zelenskyy Minta Syarat Ini ke Jokowi

Kehadiran Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022 masih belum dapat kepastian. Meski sudah menyatakan akan menghadiri lewat virtual namun hal itu tidak bisa menjadi acuan soal keikutsertaan Ukraina di KTT G20.

Pihak Ukraina sendiri akan bawa isu soal deportasi ribuan anak-anak ke Rusia jika nantinya mereka hadir dalam KTT G20 di Bali. Namun Ukraina meminta jaminan kepada Indonesia untuk bisa memasukkan isu tersebut dalam hajatan internasional tersebut.

Kepala staf Presiden Volodymyr Zelenskyy, Andriy Yermak mengatakan, pihaknya sudah mengumpulkan data-data soal deportasi ribuan anak. Dia juga berharap Indonesia memfasilitasi agar isu ini masuk dalam pembahasan puncak acara KTT G20 nanti.

“Federasi Rusia terus melakukan kejahatannya sehubungan dengan anak-anak Ukraina. Penghapusan anak-anak terus berlanjut,” katanya mengutip dari Reuters, Rabu (9/11/2022).

Utusan Amerika Serikat (AS) untuk PBB pernah mengatakan pada awal September lalu setidaknya lebih dari 1.800 anak-anak dipindahkan dari Wilayah Ukraina ke Rusia. Wilayah Ukraina itu sudah masuk dalam penguasaan pihak Rusia. Dengan temuan ini, Ukraina ingin deportasi ini PBB selidiki sebagai kejahatan perang.

Selain itu Biro Informasi Nasional menyatakan pihaknya menemukan 10.500 anak yang dideportasi atau dipindahkan secara paksa. Namun hanya 96 anak yang berhasil pemerintah kembalikan.

Hingga saat ini Ukraina masih mengandalkan bantuan PBB, karena masih kurangnya dukungan dari Komite Palang Merah Internasional untuk membantunya.

“Sayangnya, karena posisi organisasi internasional yang sangat pasif, khususnya ICRC, hari ini kami tidak dapat menentukan jumlah pasti, berapa banyak, dan di mana anak-anak kami berada,” kata Yermak.

Zelenskyy Harap KTT Bisa Jadi Ruang Pembahasan Kejahatan Perang

Ukraina, lanjut Yermak, berharap isu ini bisa menjadi pembahasan dan topik ini dimulai dari KTT G20 di Indonesia. Zelensky sendiri rencananya bakal hadir secara virtual.

Yermak merujuk pada pertemuan Children of War, sebuah portal tempat negara mengumpulkan laporan tentang dampak perang.

Portal tersebut pada hari Selasa menunjukkan 430 anak telah tewas, 827 terluka, 260 menghilang, 7.343 ditemukan, 10.570 dideportasi, dan 96 kembali sejak 24 Februari, tanggal Rusia menyerang tetangganya.

“Kita benar-benar perlu menarik perhatian dunia atas apa yang terjadi, karena ini adalah genosida mutlak terhadap Ukraina, anak-anak Ukraina, negara kita,” katanya.

Di sisi lain, Rusia telah mengatakan bahwa mereka menawarkan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang ingin melarikan diri dari Ukraina secara sukarela.

Back to top button