Hangout

Sebelum Berjualan di Internet, Kenali Sasaran Audiens

Internet tak hanya menjadi sarana mencari pengetahuan atau berjejaring sosial di dunia maya, tetapi sekaligus sebagai sarana transaksi jual beli. Penjualan lewat internet cukup menggiurkan, namun penjual wajib mengenali audiens mereka agar penjualan efektif atau tepat sasaran.

Hal itu dibahas dalam webinar bertema ‘Menjual Jasa dan Karya Lewat Internet’ di Banjarbaru, Kalimantan Selatan yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.

Dalam Webinar menghadirkan tiga narasumber, yaitu Guru SMK 2 sekaligus Ketua Blogger Balikpapan Community Bambang Herlandi, VP-Head of Marketing East Java Bali Nusra PT Indosat Tbk Heny Tri Purnaningsih, serta Dosen Bisnis Digital Institut Bisnis dan Keuangan Nitro Arsan Kumala Jaya.

Bambang Herlandi mengatakan, untuk membangun brand di dunia digital, warganet harus mampu menerapkan etika dengan benar. Misalnya, dengan menghindari penggunaan semua kata dengan huruf kapital dalam suatu tulisan, mencantumkan sumber apabila mengutip konten milik orang lain, serta menggunakan e-mail sebagai pesan pribadi sekaligus berhati-hati jika hendak meneruskan pesan. Selain itu, kiat dalam berbisnis di internet juga mesti mampu mengenali audiens atau sasaran penjualan produk, kenali peta persaingan, menjual produk yang sesuai antara foto dan aslinya, serta membuat konten yang relevan dan berkualitas.

“Sedangkan hal yang tidak boleh dilakukan misalnya, copy paste brand orang lain, menunda dalam berinovasi, mengorbankan kualitas hanya demi kuantitas, menyebarkan spam serta hoaks yang akan membuat jejak digital bisa terbaca buruk di mata orang lain. Janganlah juga selalu update situs website dan media sosial,” ujarnya.

Sementara, menurut Heny Tri Purnaningsih, branding merupakan upaya kreatif dalam memberikan informasi produk atau pribadi dan perusahaan pada masyarakat. Tujuannya, untuk memberi kesan sehingga akan lebih mudah teringat. Digital branding lebih fokus untuk meningkatkan hubungan baik dengan pelanggan lewat media internet, sedangkan digital marketing merupakan upaya yang menitikberatkan pada peningkatan penjualan. Adapun cara digital branding dapat dilakukan dengan pembuatan logo atau identitas, pemanfaatan website sebagai etalase, aktivitas di media sosial, membuat konten yang menarik, serta lewat bantuan influencer atau pemengaruh.

“Branding sekarang juga tidak melulu jualan, tidak melulu awareness, tapi juga bisa dilakukan dengan kepedulian akan lingkungan atau sustainability. Kita juga harus interactive branding, jangan satu arah, misalnya pakai streaming dan bisa koneksi dengan chat. Branding juga dapat dilakukan dengan menampilkan konten-konten branding lama yang dihidupkan sehingga orang akan teringat kembali pengalamannya,” imbuh Heny.

Sesi terakhir, Arsan Kumala Jaya memaparkan materi tentang keamanan di internet serta kiat-kiat untuk menghindari penipuan digital. Tingginya aktivitas internet di Indonesia, turut membesarkan potensi terjadinya penipuan, misalnya jenis scam atau bentuk penipuan lewat telepon atau pesan dengan tujuan memperoleh keuntungan dari korban, spam, phishing atau penipuan untuk mengambil identitas orang lain, serta hacking atau serangan ke sistem komputer pengguna.

“Belanja daring belakangan ini menjadi tren dalam penipuan digital karena aktivitasnya yang semakin tren bagi warga digital. Belanja daring menjadi pilihan karena penggunaannya paling memberi kemudahan bagi internet. Sedangkan modusnya antara lain penipuan harga jual, identitas pembeli fiktif, serta ketidaksesuaian antara barang yang diterima dengan yang dipesan,” jelas Arsan.

Dengan hadirnya program Gerakan Nasional Literasi Digital oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif. Kegiatan ini khususnya ditujukan bagi para komunitas di wilayah Kalimantan dan sekitarnya yang tidak hanya bertujuan untuk menciptakan Komunitas Cerdas, tetapi juga membantu mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih unggul dalam memanfaatkan internet secara positif, kritis, dan kreatif di era industri 4.0.

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. Untuk mengikuti kegiatan yang ada, masyarakat dapat mengakses info.literasidigital.id atau media sosial @Kemenkominfo dan @Siberkreasi.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button