Market

SBY Naikkan BBM Rp200 Ada yang Nangis, Jokowi Naikin Pertalite Rp2.350 ke Mana Dia?

Direktur Center of Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi mempertanyakan, ke mana para tokoh nasionalis yang menangis ketika SBY menaikkan harga BBM pada 2008.

Kini, mereka seharusnya nangis lebih kencang, karena Presiden Jokowi mengerek naik BBM subsidi dengan angka yang lebih tinggi ketimbang era SBY.

“Ketika SBY naikan harga BBM, mereka nangis. Saat itu, kalau saya enggak salah, kenaikannya cuman Rp200 per liter. Saat ini, Jokowi naekin Pertalite Rp2.350 per litar, ke mana mereka? Ini semua kayak dagelan saja, perasaan rakyat dimain-mainkan,” papar Uchok kepada Inilah.com.

Bisa jadi yang sedang ‘ditembak’ Uchok adalah Megawati Soekarnoputri dan puterinya, Puan Maharani atau siapapun dia.

Dalam Rakernas PDI Perjuangan di Makassar, Sulawesi Selatan, Mei 2008, Megawati membuka pidatonya dengan tangisan.”Banyak rakyat lapar karena tingginya angka kemiskinan, tidak mendapatkan pendidikan yang bagus, tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik,” ujar Megawati kala itu.

Hal yang sama dilakukan Puan Maharani yang saat itu menjadi anggota DPR dalam momentum rapat paripurna. Aksi nangis bareng itu, kini tak terulang meski pemerintah menaikkan harga BBM subsidi. Ya, karena Presidennya adalah Jokowi, sesama petugas partai (PDIP).

Masih kata Uchok yang dikenal sebagai aktivis 98, hari ini, rakyat di seluruh pelosok Nusantara kaget dengan keputusan Jokowi mengerek naik harga BBM. “Ini tidak lazim dong, masak pengumuman menyangkut hajat hidup orang banyak seperti BBM dilakukan hari Sabtu. Sebelum BBM naik, pemerintah seharusnya bukan naikkan bansos dinaikan, tetapi pendapatan rakyat dong yang dinaikin. Mampu enggak Jokowi,” ungkapnya.

Asal tahu saja, Presiden Jokowi melalui akun Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/9/2022), mengumumkan kenaikan harga BBM subsidi (Pertalite dan Solar) dan Pertamax. Untuk Pertamax naik dari Rp7.650 menjadi Rp10.000 per liter, solar dari Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter, dan Pertamax naik dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per liter.

Kebijakan ini telah mempertimbangkan banyak hal, baik harga minyak dunia yang masih tinggi, nilai tukar rupiah dan penambahan volume konsumsi BBM. “Saya sebetulnya ingin harga BBM dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN tetapi anggaran subsidi dan kompensasi tahun 2022 telah meningkat 3 kali lipat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,24 triliun,” ungkap Jokowi.

Dia bilang, subsidi bisa terus meningkat seiring dengan kenaikan harga minyak dunia. Pada sisi lain, subsidi BBM dinikmati oleh sebagian besar orang kaya. “Dan lagi lebih dari 70% subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu yaitu pemilik mobil pribadi,” ujarnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button