Monday, 01 July 2024

Sandiaga Uno Jawab Isu Desakan Muktamar PPP untuk Lengserkan Mardiono

Sandiaga Uno Jawab Isu Desakan Muktamar PPP untuk Lengserkan Mardiono


Eks Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) PPP Sandiaga Uno merespons isu untuk segera diadakannya muktamar menyusul gagalnya partai berlambang Ka’bah itu melenggang ke Senayan.

Isu ini mencuat setelah adanya surat desakan dari Dewan Majelis PPP yang meminta agar Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono dan jajaran segera menggelar Muktamar evaluasi hasil Pemilu 2024.

Mardiono dianggap sebagai dalang gagalnya PPP tembus ambang batas parlemen. 

“Untuk evaluasi hasil pemilu itu bisa melalui forum terbatas atau forum resmi partai. Dan itu semua ada jadwal, dan saya membaca dari media dan juga mendapatkan informasi dari teman-teman pimpinan bahwa sesuai dengan jadwal muktamar itu akan dilakukan di tahun 2025,” kata Sandiaga saat ditemui di Kemenparekraf, Jakarta Pusat, Rabu (19/6/2024).

Sandiaga meyakini, jadwal muktamar PPP tidak akan berubah, karena hal tersebut sudah menjadi aturan baku organisasi yang telah diesapakati dan dipegang teguh oleh seluruh kader.

Saat disinggung apakah kegiatan muktamar pada 2025 menjadi momentum untuk melengserkan Mardiono sebagai pucuk pimpinan partai, Sandi mengaku tidak melihat ke arah tersebut.

“Saya enggak melihat bahwa muktamar itu akan melengserkan atau tidak, tapi nanti para muktamirin, yang nanti akan menentukan PPP ke depan seperti apa yang diinginkan,” kata sosok Menteri Pariwisata dan Ekonomoni Kreatif (Menparekraf) tersebut

“Tentunya di forum itulah proses evaluasi, proses memberikan masukan, memberikan dukungan, dorongan dan lain sebagainya itu bisa kami lakukan,” ujar dia menambahkan.

Sandi pun menegaskan saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk mencari kambing hitam dari kegagalan PPP ke parlemen. Sebaliknya, PPP harus mulai melakukan pembenahan dan instrospeksi diri.

“Dan ini yang para kader semua mesti bersabar, kita jangan terpecah belah, kita jangan saling menyalahkan, tapi justru gunakan kesempatan ini untuk introspeksi, kontemplasi, di mana yang belum maksimal.

Sandiaga pun mengaku sudah sudah melakukan kontemplasi dan dia merasa PPP belum terlalu menyentuh pada pemilih-pemilih pemula dan Gen Z.

Selain itu, partai berlambang Ka’bah juga belum mampu mengkapitalisasi dukungan dari kaum perempuan. Karena data mereka miliki, menunjukkan bahwa pendukung PPP itu lebih dominan dari kalangan laki-laki berusia lanjut.

“Nah ini yang ke depan harus menjadi Catatan khusus bagi kami untuk lebih mengutamakan program-program dan narasi-narasi yang dekat dengan anak-anak muda Gen Z dan bisa menggait pemilih perempuan,” katanya.