Market

Saham GOTO Jadi Biang Kerok Raibnya ‘Window Dressing’ di 2022

Kamis, 22 Des 2022 – 04:31 WIB

Saham GOTO Jadi Biang Kerok Raibnya ‘Window Dressing’ di 2022 - inilah.com

Menurut Direktur dan Kepala riset Samuel Sekuritas, Suria Dharma di Jakarta, Rabu (21/12/2022), kecil peluang bagi IHSG untuk berbalik positif dari minus empat persen lebih pada Desember ini. (Foto: Inilah.com/Didik Setiawan)

Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) ditengarai jadi biang kerok kemungkinan tidak terjadinya window dressing di penghujung 2022 ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dinilai sulit membalikkan keadaan dari minus lebih dari 4 persen di sisa perdagangan yang tinggal tujuh hari.

“Tahun ini mungkin susah kali ya terjadinya window dressing. Sebab, Desember ini minus di atas 4 persen. Jadi, minusnya masih lumayan banyak. Padahal, selama 20 tahun terakhir, IHSG tidak pernah minus di Desember, selalu naik,” kata Direktur dan Kepala riset Samuel Sekuritas Suria Dharma kepada Inilah.com di Jakarta, Rabu (21/12/2022).

Secara sederhana, window dressing adalah strategi dari manajer investasi untuk meningkatkan performa portfolio sebelum disajikan kepada klien atau pemegang saham.

Saham GOTO Jadi Biang Kerok

Dia menegaskan, baru Desember tahun ini IHSG dalam posisi minus besar. Ini terjadi lantaran penurunan tajam di saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) yang memiliki bobot yang sangat besar terhadap IHSG.

Saham Goto - inilah.com
Tren penurunan saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). (Tangkapan Layar: Platform trading Indo Premier Sekuritas)

Penurunan saham GOTO ini, sambung dia, menarik turun saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) dan PT Astra International Tbk (ASII) yang juga sama-sama memiliki bobot yang besar terhadap IHSG.

“Dua saham ini ketarik turun karena investasi mereka di GOTO. Penurunan saham GOTO menjadi sentimen negatif untuk TLKM dan ASII. Padahal, itu tidak ada hubungan dengan operasional TLKM dan ASII, hanya di investasinya,” papar dia.

Saham TLKM dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp365 triliun menempati ranking kelima. Sementara PT Astra International Tbk (ASII) menempati posisi berikutnya dengan kapitalisasi pasar senilai Rp234 triliun.

Saham GOTO sendiri saat ini sudah tidak terlalu berdampak pada pasar. Sebab, bobotnya ke pasar alias market weight-nya sudah relatif kecil, yaitu 1,1%.

Suria menegaskan, kecil peluang atau tidak gampang bagi IHSG untuk berbalik positif dari minus lebih dari 4%. “Waktu perdagangan saham tinggal sepekan. Enggak gampang juga. Saya tidak begitu yakin jadinya. Jadi, window dressing belum tentu terjadi juga di tahun ini. Kelihatannya sih begitu,” ucapnya.

Kenaikan IHSG pada Rabu (22/12/2022) sebesar 52,3 poin (0,77%) ke posisi 6.820,663, kata dia, terjadi lantaran IHSG telah mengalami penurunan secara terus-menerus dalam beberapa hari terakhir. “Jadi, ini technical rebound sementara ini,” ujarnya.

Pasar juga, sambung dia, saat ini sudah mulai sepi karena banyak investor terutama asing yang berlibur. “Mungkin investor lokal yang lebih berperan. Sebab, yang melakukan aksi jual saham pun istilahnya sudah bisa kita katakan hampir tidak ada, karena asing sudah berlibur,” ungkapnya.

Secara teknikal, support IHSG di 6.820 sudah bertahan yang merupakan level tertingginya Rabu (21/12/2022). IHSG punya tenaga bergerak ke atasnya di 6.900-an hingga 7.000.

Saham-Saham Pilihan

Untuk pilihan, saham-saham bank berkapitalisasi besar masih positif. “Dalam kondisi begini, kita tidak bisa menebak, paling saham-saham bank yang masih agak turun. Yang lainnya mungkin masih sideways (mendatar),” ucapnya.

Di atas semua itu, ia menyodorkan beberapa saham pilihan sebagai bahan pertimbangan para pemodal. Saham-saham tersebut adalah:

  1. Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)
  2. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)
  3. Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)
  4. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) yang secara valuasi termurah seiring rencana perseroan melakukan rights issue.
  5. PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) sudah mengalami penurunan banyak. “Menurut saya sih, valuasi fundamental saham ini seharusnya sudah berada di atas harga sekarang,” imbuhnya.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button