Market

Saat Minyak Dunia Mahal, Indonesia Untung Besar, Rakyatnya tetap Sengsara

Sebagai negeri pengekspor minyak, Indonesia ketiban rezeki nomplok saat harga minyak dunia mahal. Sayangnya tak mampir ke kantong rakyat. Harga-harga mahal di tengah kemiskinan.

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan menghitung, setiap kenaikan US$1 per barel dari asumsi APBN atas harga minyak dunia, maka pundi-pundi negara bertambnh Rp2 triliun.

Asal tahu saja, APBN 2022 mematok asumsi harga minyak dunia senilai US$63 per barel. Dalam setahun ini, harga rata-rata minyak dunia anggaplan US$100 per barel, maka ada selisih US$37.

Dari selisih itu dikalikan Rp2 triliun, hasilnya hampir Rp80 triliun. “Nah berkah dari kenaikan minyak dunia ini, saya sebut sebagai winfall profit. Ini hak rakyat lho, harus dikembalikan ke rakyat. Bukan untuk membiayai proyek yang aneh-aneh seperti IKN Nusantara,” paparnya kepada Inilah.com, Jakarta, Kamis (31/3/2022).

Selanjutnya Anthony membandingkan dengan era SBY yang lebih mengedepankan aspek keadilan. Ketika harga minya dunia naik, maka besaran subsidi BBM ikut naik. “Dan, semua jenis BBM diberikan subsidi. Kalau sekarang kan enggak. Pertamax sudah dilepas ke harga pasar,” ungkapnya.

Saat ini, kata Anthony, daya beli rakyat sudah benar-benar terpuruk. Harga bahan pangan khususnya minyak goreng naiknya ugal-ugalan. Kondisi yang sangat tidak mengenakkan rakyat memasuki Bulan Suci Ramadan.

“Seharusnya winfall profit itu kembali ke rakyat. Perbesar porsi anggaran bantuan sosial untuk memulihkan daya beli. Saya khawatir, rakyat kecil bakalan gigit jari,” ungkapnya.

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button