NewsMarket

Saat Jadi Bos PLN, Dahlan Ngaku Dipalak DPR Miliaran untuk THR

Mantan Dirut PLN Dahlan Iskan mengaku hampir dipalak oknum Komisi VI DPR. Dahlan diminta THR senilai miliaran. Waduh gawat.

Pengalaman tak mengenakkan ini diungkap Dahlan Iskan yang dikenal sebagai pendiri kerajaan koran terbesar di Pulau Jawa ini, dalam Channel Youtube Akbar Faizal Uncensored, dikutip Sabtu (8/1/2022).

Dahlan yang menjabat sebagai Dirut PLN periode 2009–2011, mengaku “dipalak” oknum anggota DPR senilai jutaan dolar AS. Berdalih untuk Tunjangan Hari Raya (THR) untuk Komisi VI DPR. Di mana, Komisi VI adalah mitra BUMN, termasuk PLN.

“Jadi ketika mau lebaran Idul Fitri, itu salah satu direktur saya di PLN, itu tergopoh-gopoh menemui saya. Pak tadi saya dipanggil oleh anggota DPR, kemudian ya tidak minta sih, tetapi menanyakan soal THR untuk anggota DPR, hadiah lebaran,” ucap Dahlan di Channel Youtube Akbar Faizal Uncensored itu.

Mendengar pengakuan ini, Akbar yang dikenal kritis langsung mengejar. Dia menanyakan berapa nominal yang diminta oknum anggota DPR itu? Dan, apakah Dahlan menuruti permintaan itu?

Dahlan yang pernah menjadi Menteri BUMN sekaligus wartawan itu, ternyata sulit ditaklukkan. Apalagi pakai cara ancam-ancam. Namun, harus ada strategi menghindar yang tepat. “Yang jelas jutaan dolar AS. Atau miliaran rupiah deh. Minta atas nama teman-teman, atas nama komisi. Saya enggak tahu betul tidaknya, tapi dia ngomongnya gitu,” ungkap Dahlan.

Dahlan menceritakan, ketika ada permintaan THR itu, ia langsung mengumpulkan seluruh Direksi PLN yang disebutnya “Satu Frekuensi” ketika itu untuk “bersih-bersih” dari korupsi, guna menentukan sikap terhadap oknum anggota DPR tersebut.

“Kemudian saya panggil seluruh direksi, entah lengkap atau tidak, pokoknya forum gitu kemudian kita rapatkan,” ungkap Dahlan Iskan.

“Sekarang kita coba rapatkan ini, permintaan ini kita penuhi atau tidak. Ini lebaran pertama saya menjadi Dirut PLN. Jadi saya menjadi Dirut PLN kemudian beberapa bulan kemudian lebaran. Nah lebaran pertama begitu jadi saya gak tau bagaimana menyikapinya itu,” sambungnya lagi.

Dalam forum tersebut, Dahlan Iskan mengungkap bahwa ia dan tim ketika itu sepakat untuk menolak permintaan oknum anggota DPR tersebut. Ia pun menyebut ketika itu berusaha menginventarisir permasalahan yang kemungkinan timbul pasca penolakan tersebut.

“Seandainya kita tolak, apa saja konsekuensi yang akan kita hadapi. Kita daftar, satu jadi judulnya seandainya ditolak kita akan menerima konsekuensi sebagai berikut,” kata Dahlan Iskan.

Ia mengungkap, berbagai risiko tercatat, mulai dari risiko akan sering dipanggil rapat di DPR, pencairan subsidi listrik dipersulit, hingga risiko bahwa jajaran direksi PLN berpotensi segera dirombak.

“Terus yang terakhir seandainya kita diberhentikan? Kita terima Pak, jadi sudah bulat, ya sudah kita tolak (permintaan oknum anggota DPR),” tegas Dahlan Iskan.

Menutup perbincangan dengan Akbar Faizal mengenai persoalan itu, Dahlan Iskan pun menyebut bahwa risiko-risiko yang ia dan tim telah inventarisir tersebut, ternyata benar-benar terjadi, hingga pada akhirnya ia kemudian tidak lagi menjabat sebagai Dirut PLN dan diangkat oleh Presiden SBY menjadi Menteri BUMN.

“Sejak itulah terkenal sekali bahwa saya sangat dimusuhi sekali oleh DPR, sampai saya jadi Menteri sangat dimusuhi DPR dan disitu saya sangat mengintrospeksi,” pungkas Dahlan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button