Market

Rupiah Semringah Lantaran Inflasi AS yang Melambat

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu (14/12/2022) pagi menguat tajam. Pemicunya adalah melambatnya inflasi di Amerika Serikat.

Rupiah pagi ini menguat 101 poin atau 0,65 persen ke posisi Rp15.556 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.657 per dolar AS.

“Dengan mulai turunnya nilai inflasi, market berekspektasi laju kenaikan suku bunga lebih lambat dari sebelumnya,” kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Revandra Aritama saat dihubungi di Jakarta, Rabu (14/12/2022).

Data inflasi AS yang dirilis tadi malam menunjukkan bahwa pada November inflasi AS berada di level 7,1 persen (yoy), turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 7,7 persen (yoy).

Secara bulanan, indeks harga konsumen naik 0,1 persen (mom) pada November dibandingkan bulan sebelumnya 0,4 persen (mom).

Perlambatan inflasi menunjukkan bahwa serangkaian kenaikan suku bunga The Fed yang paling agresif dalam 40 tahun, akhirnya mulai memperlambat permintaan dan mengurangi tekanan harga secara lebih luas.

The Fed memulai pertemuan penetapan kebijakan terakhir 2022 pada hari ini. Dengan inflasi yang mulai turun, The Fed diperkirakan akan memperlambat kenaikan suku bunga hingga tahun depan dan diproyeksikan akan mencapai kurang dari 5 persen pada Maret 2023.

Bank sentral diprediksi akan menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 50 basis poin ke kisaran 4,25 persen-4,5 persen pada Rabu (15/12/2022), lebih kecil dari kenaikan sebelumnya 75 basis poin.

“Indeks dolar juga bergerak menjauhi titik tertingginya di tahun ini sehingga memberikan peluang penguatan bagi mata uang yang dipasangkan dengan USD termasuk juga rupiah,” ujar Revandra.

Pada Selasa (13/12/2022) lalu, rupiah ditutup melemah 29 poin atau 0,19 persen ke posisi Rp15.657 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.628 per dolar AS.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button