Market

Rupiah Berotot Respons Surplus Neraca Perdagangan 32 Bulan Beruntun

Senin, 16 Jan 2023 – 16:35 WIB

Rupiah Berotot Respons Surplus Neraca Perdagangan 32 Bulan Beruntun - inilah.com

Rupiah pada Senin (16/1/2023) berakhir menguat 104 poin atau 0,68 persen ke posisi Rp15.045 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya di level Rp15.149 per dolar AS. (Foto: iStockphoto.com)

Pelaku pasar uang merespons positif neraca perdagangan pada Desember 2022 yang mencatatkan surplus untuk 32 bulan beruntun sejak Mei 2020. Begitu juga dengan revisi aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) oleh pemerintah.

Imbasnya, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (16/1/2023) berakhir naik tajam.

Rupiah ditutup menguat 104 poin atau 0,68 persen ke posisi Rp15.045 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Jumat (13/1) Rp15.149 per dolar AS.

“Surplus perdagangan bisa menambah suplai dolar di Tanah Air, apalagi ditambah dengan revisi kebijakan DHE,” kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra saat dihubungi Antara di Jakarta, Senin (16/1/2023).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2022 mengalami surplus 3,89 miliar dolar AS terutama berasal dari sektor nonmigas sebesar 5,61 miliar dolar AS, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai 1,72 miliar dolar AS.

Nilai ekspor Indonesia Desember 2022 mencapai 23,83 miliar dolar AS atau turun 1,10 persen dibanding ekspor November 2022. Dibanding Desember 2021, nilai ekspor naik sebesar 6,58 persen.

Sementara nilai impor pada Desember 2022 mencapai 19,94 miliar dolar AS, naik 5,16 persen dibandingkan November 2022 atau turun 6,61 persen dibandingkan Desember 2021.

Selain itu, pemerintah Indonesia berencana merevisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2019 tentang Devisa Hasil Ekspor dari Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/atau Pengolahan Sumber Daya Alam agar selaras dengan pertumbuhan ekspor dengan cadangan devisa.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto beberapa waktu lalu menyatakan revisi peraturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dapat meningkatkan cadangan devisa nasional.

Berdasarkan PP Nomor 1/2019, hanya sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan, yang diwajibkan mengisi cadangan devisa dalam negeri. Selain menambah sektor komoditas ekspor, pemerintah juga akan meninjau lebih jauh terkait besaran jumlah yang harus masuk dalam cadangan devisa.

Dengan demikian, diharapkan peningkatan ekspor dan surplus neraca perdagangan akan sejalan dengan peningkatan cadangan devisa.

Ariston mengatakan, rupiah juga menguat lagi hari ini terhadap dolar AS mengikuti momentum pelemahan dolar AS terhadap mata uang lainnya karena meningkatnya ekspektasi the Fed akan mengendurkan kenaikan suku bunga acuannya tahun ini akibat data inflasi Amerika Serikat (AS) terbaru yang memperlihatkan penurunan.

Ekspektasi terhadap kebijakan the Fed tersebut mendorong pelaku pasar masuk kembali ke aset berisiko.

Rupiah pada pagi hari dibuka meningkat ke posisi Rp15.080 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.250 per dolar AS hingga Rp15.770 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin menguat ke posisi Rp15.019 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya pada Jumat (13/1) Rp15.177 per dolar AS.

Back to top button