Market

Revlon Bangkrut, Investor Cuma Bisa ‘Gigit Jari’

Sabtu, 24 Des 2022 – 14:05 WIB

Revlon Bangkrut, Investor Cuma Bisa 'Gigit Jari'

Perusahaan Kosmetik Asal Amerika Serikat, Revlon dinyatakan bangkrut akibat tak sanggup membayar utang atas pinjamannya – (Foto: Ilustrasi/ Istockphoto)

Perusahaan kosmetik ternama asal Amerika Serikat (AS) Revlon menghadapi kebangkrutan. Raksasa kosmetik ini resmi dinyatakan bangkrut pada Senin (19/12/2022).

Revlon akhirnya melakukan restrukturisasi utang dengan menyerahkan kepemilikan perusahaan kepada pemberi pinjaman dan menghapus pemegang saham.

“Revlon mendapat dukungan dari faksi pemberi pinjaman dan kreditor tanpa jaminan yang sebelumnya berselisih selama kebangkrutan perusahaan,” mengutip dari Reuters, Sabtu (24/12/2022).

Sebelumnya, perusahaan kosmetik global ini telah mengajukan permohonan bangkrut pada Juli lalu karena mengalami masalah beban utang senilai US$3,5 atau setara Rp 54,57 triliun. Sempat bersitegang, namun akhirnya Revlon mencapai kesepakatan dengan kelompok pemberi pinjaman kritis dan komite resmi kreditur tanpa jaminan.

Hasil kesepakatan itu menegaskan bahwa saham kepemilikan di Revlon dibagikan kepada pemberi pinjaman yang terjamin. Sementara itu, sebagian besar kreditur peringkat terendah di perusahaan dihapus. Untuk para investor, mereka tidak akan mendapatkan apapun.

Perjanjian restrukturisasi ini mengharuskan Revlon mendapatkan persetujuan pengadilan pada 3 April mendatang. Hal tersebut memungkinkan perusahaan bisa keluar dari kebangkrutan pada 17 April 2023.

Saat ini, Revlon sedang meningkatkan penjualan perusahaan sebagai potensi keluar dari Chapter 11. Perjanjian restrukturisasi memungkinkan Revlon untuk mengejar penjualan, selama tawarannya cukup tinggi untuk melunasi pinjaman.

Revlon kalah bersaing dengan pendatang baru

Selama beberapa tahun terakhir, perusahaan milik miliarder Ron Perelman, telah berjuang untuk bersaing dengan merek-merek kosmetik baru. Namun kinerja sahamnya terus mengalami tekanan.

Sejak awal tahun ini, harga saham Revlon sudah jatuh 95,71 persen dari sebelumnya di angka US$ 11,6 per saham menjadi US$ 0,50 per saham. Nilai kapitalisasi pasarnya juga anjlok menjadi hanya tinggal US$ 26,88 juta.

Menurut economic times, harga bahan baku kosmetik memang mengalami kenaikan. Karena masalah kauangan dan lonjakan harga baku, Revlon akhirnya tetap mengutamakan penjualan di mal. Perusahaan tersebut terpantau tidak melakukan strategi entertainment. Sementara pengunjung mal menurun drastis selama pandemi COVID-19.

Penjualan kosmetik Revlon juga melorot, dari sekitar US$2,7 miliar pada 2017, menjadi US$1,9 miliar pada 2020. Pada 2021, penjualan mereka hanya meningkat sedikit menjadi hampir US$2,1 miliar. Adapun pendapatan operasional yang terlapor pada kuartal ketiga 2022, yakni US$12,9 juta, atau turun US$21,2 juta dari tahun sebelumnya.

Back to top button