News

Rendahnya Kepercayaan Publik Bukti Parpol Gagal Beri Pendidikan Politik

Kamis, 10 Nov 2022 – 22:01 WIB

Pertemuan Iorag Nwiq9o Prv - inilah.com

Peneliti P2P BRIN, Adriana Elisabeth. (Foto: Antara)

Rendahnya kepercayaan publik terhadap institusi partai politik (parpol) berimplikasi serius terhadap pelaksanaan demokrasi Indonesia. Apabila para elite tidak melakukan pembenahan dalam waktu segera maka sama saja menggali kubur sendiri karena gagal memperkuat demokrasi yang membutuhkan parpol sebagai salah satu pilarnya.

Peneliti pada Pusat Penelitian Politik (P2P) BRIN, Adriana Elisabeth mengakui, parpol-parpol di Indonesia belum memberikan pemahaman politik kepada masyarakat, kecuali pada momen-momen tertentu saja, seperti pemilu atau pilkada. Padahal kegiatan tersebut penting walaupun butuh proses panjang.

“Sebagai salah satu pilar dalam demokrasi, tugas parpol adalah memberikan pendidikan politik dan proses ini bukan instan,” kata Adriana, di Jakarta, Kamis (10/11/2022).

Tanpa pendidikan politik, parpol diyakini bakal terus dibekap citra negatif oleh masyarakat. Khususnya pada kalangan muda. Padahal, parpol merupakan instrumen penting dalam menjawab isu-isu yang ada di tengah masyarakat tak sebatas untuk meningkatkan partisipasi pemilih.

Indikator Politik Indonesia merilis survei untuk mengukur tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga-lembaga. Survei tersebut dirilis dua kali yakni pada April 2022 dan Juli 2022. Hasilnya konsisten, parpol dan DPR berada pada urutan buncit.

Menurut Adriana, ketidakpercayaan masyarakat terhadap parpol harus direspons oleh para elite secara serius dan konsisten memberi pemahaman politik kepada masyarakat, khususnya kalangan pemuda yang populasinya mencapai 23 persen dari total penduduk Indonesia berdasarkan data BPS tahun 2021.

“Kalau membahas mengenai apatisme pemilih khususnya kaum muda saat ini bisa menjadi gambaran umum bahwa parpol belum berhasil membangun kesadaran politik warga khususnya kalangan muda,” tuturnya.

Selain itu, tersirat pula persoalan lain dari situasi tersebut yakni, minimnya figur elite parpol yang bisa meyakinkan masyarakat untuk setidaknya melek politik. “Intelektual parpol juga harus ditingkatkan pengetahuan dan pemahamannya mengenai dinamika ekonomi, politik dan sosial budaya yang cenderung berubah secara cepat,” ungkapnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button