News

Rayakan HUT, Kelompok Pemuja Setan Akan Kumpul dan Gelar Ritual di AS

Kamis, 12 Jan 2023 – 22:57 WIB

Rayakan HUT, Kelompok Pemuja Setan Akan Kumpul dan Gelar Ritual di AS

Mungkin anda suka

Komunitas pemuja setan The Satanic Temple akan berkumpul di Boston, Amerika Serikat (AS) – Foto: Ilustrasi/Istockphoto)

Kelompok pemuja setan atau The Satanic Temple (TST) akan menggelar pertemuan seluruh anggota komunitas di Amerika Serikat (AS). Pertemuan seluruh anggota pemuja setan ini akan menjadi acara terbesar sepanjang sejarah.

Rencananya TST akan menggelar pertemuan di Boston, Massachusetts dengan mengusung tema SatanCon 2023. Acara ini sekaligus sebagai hari jadi TST ke-10 pada 28-30 April nanti.

“Pertemuan pengikut setan terbesar dalam sejarah digelar di Boston pada 28-30 April,” demikian tulisan di video promosi yang diunggah TST di Instagram.

Menurut pengumuman tersebut, SatanCon ini akan diramaikan dengan beberapa kegiatan, di antaranya presentasi ritual setan, panel diskusi, dan pasar.

Meski begitu, TST tak mengungkapkan secara jelas soal lokasi detailnya. Mereka hanya menyebut lokasi di historic downtown. Selain itu, TST masih merahasiakan pengisi, presenter hingga vendor acara tersebut. Mereka baru akan mengumumkannya beberapa hari ke depan.

Dalam kegiatan ini, SatanCon mewajibkan para peserta yang hadir harus berusia 18 tahu ke atas dan sudah mendapatkan vaksin COVID-19.

“Peserta harus memakai masker N-95, KN-95, atau masker operasi sekali pakai. Masker dari pelindung kaki, bandana, dan masker kain tak diperbolehkan,” tulis TST.

Menurut Russia Today, kegiatan ini merupakan acara kedua dari TST dengan menggelar SatanCon. Pertama kali TST menggelar acara SatanCon itu terjadi pada tahun lalu di Arizona.

Mereka mengklain memiliki anggota lebih dari 2.500 orang di lokasi tempat kegiatan SatanCon di Boston. Selama ini, TST menegaskan bahwa mereka begitu percaya kepada setan.

Kelompok TST ini memiliki misi mendorong kebajikan dan empati di antara semua orang, menolak otoritas tirani. Selain itu mendukung keadilan dan akal sehat praktis, serta diarahkan oleh hati nurani untuk melakukan hal mulia.

Komunitas ini juga sempat mendukung aborsi yang mereka anggap sebagai hak religius yang fundamental. TST menegaskan bahwa semua hukum yang melarang praktik aborsi sangat mendiskriminasi anggotanya.

TST sendiri adalah kelompok selali memprotes tindakan otoritas yang menolak permintaan mereka untuk menggelar doa atau mendirikan patung berbau setan. Mereka menganggap penolakan itu sebagai pelanggaran terhadap kebebasan beragama.

Setelah TST menyedot perhatian internasional karena advokasi yang mereka lakukan, Gereja Setan menyatakan kelompok itu “merupakan kelompok aktivis yang menggunakan bahasa berbau skandal untuk mendapatkan perhatian pers.”

Back to top button