Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan stok minyak goreng (migor) bersubsidi MinyaKita lebih dari cukup menjelang Ramadan hingga Idul Fitri 1444 H.
Masih kata Mendag Zulhas, stok MinyaKita saat ini, hanya disebar di pasar-pasar tradisional. Bukan melalui market place atau online maupun di super market. “Lebih dari cukup, tapi di pasar rakyat, tidak ada di market place dan retail modern. Tapi di pasar rakyat,” kata Mendag Zulhas usai acara Legendary Brand Festival di PIM 3, Jakarta Selatan, Sabtu (25/2/2023).
Mendag Zulhas menjelaskan, problem kelangkaan MinyaKita yang terjadi beberapa waktu lalu, ditenggarai karena beragam faktor. Utamanya, akibat perubahan perilaku konsumen di pasar. Dari konsumen migor premium bergeser ke MinyaKita.
“Minyak goreng ini kan MinyaKita itu terlalu bagus. Terlalu sukses. Sehingga semua orang belinya MinyaKita. Merek-merek premium, turun omsetnya. Tentu kalau semua ke MinyaKita ya gacukup (stoknya). Itu kan untuk ibu-ibu yang bawah ya,” ujar Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu.
Mendag Zulhas mengatakan, Kemendag telah memutuskan untuk menarik MinyaKita dengan harga Rp14.000 per liter dari gerai ritel modern, hingga market place. Semuanya harus dikembalikan ke fungsi asalnya bahwa kehadiran MinyaKita hanyalah untuk masyrakat bawah.
“Jadi kalau MinyaKita gaada di supermarket gaada di online ya maklum, memang kita pindah lagi ke pasar rayat. Karena kalau gak, nanti yang harusnya beli premium malah beli MinyaKita. Pasar rakyat ga kebagian,” katanya.
Sejauh ini, pemerintah dan industri, sepakat untuk meningkatkan tambahan migor kemasan dan curah sebanyak 450 ribu ton per bulan, selama tiga bulan yaitu Februari-April 2023. Upaya ini dilakukan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat menjelang Puasa hingga Lebaran 2023.
Sebelumnya, suplai minyak goreng per bulan hanya sebesar 300 ribu ton per bulan. Kini pemerintah pun menaikkannya hingga 50 persen.
Beri Komentar (menggunakan Facebook)