Thursday, 04 July 2024

Punya Utang Rp30 Triliun, Hutama Karya ‘Dipaksa’ Selesaikan Tol Trans Sumatra

Punya Utang Rp30 Triliun, Hutama Karya ‘Dipaksa’ Selesaikan Tol Trans Sumatra


Untuk menggarap tol Palembang-Betung bagian dari Trans Sumatra, PT Hutama Karya (Persero) minta tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp1 triliun. Perusahaan konstruksi pelat merah ini benar-benar tak punya duit, kecuali utang jumbo Rp30 triliun.

“Untuk melanjutkan pembangunan tol Palembang-Betung dan meningkatkan konektivitas jalan tol Trans Sumatra dari Bakaheuni hingga Jambi,” kata Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto dalam rapat dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Selasa (2/7/2024).

Selain untuk meningkatkan konektivitas di Pulau Sumatra, kata Budi, penambahan PMN diyakini berguna untuk meningkatkan potensi penerimaan fiskal dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja di sepanjang jalan tol.

Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 42 tahun 2024, pembangunanan tol Trans Sumatra sepanjang 2.854 kilometer, dibagi menjadi empat tahap. Tahap 1 sampai saat ini, terdapat 9 ruas jalan dan telah beroperasi secara penuh.

Sisanya akan beroperasi dan sedang tahap konstruksi, ditargetkan selesai pada tahun ini. Tahap dua menghubungkan Palembang dan Pekanbaru, tahap ketiga merupakan ruas berkelanjutan yang Pekanbaru hingga Aceh.

Sebelumnya Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan, hingga Mei 2024, pemerintah menyalurkan PMN sebesar Rp18 triliun ke Hutama Karya. Ini suntikan terbesar pemerintah untuk BUMN.

Sri Mulyani menerangkan, PMN tersebut digunakan untuk membangun jalan tol Trans Sumatra tahap 1 dan 2, terutama ruas Kayu Agung-Palembang-Betung.

“Agar masyarakat memahami bahwa pembangunan tol digunakan dari dana pajak dan berbagai penerimaan APBN,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN, Kamis (27/5/2024).

Pada 6 Mei 2024, Hutama Karya harus menghadapi gugatan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) dari 3 perusahaan yaitu PT Rekayasa Energi Bersama, PT Yuan Sejati, dan CV Adi Kencana Buana Raya. Gugatan dari ketiga vendor itu didaftarkan ke Pengadilan negeri (PN) Jakarta Pusat.

Berdasarkan laporan keuangan 2023, kinerjanya tak jelek-jelek amat. Mampu mencetak laba dari penjualan jalan tol (divestasi) senilai Rp3,64 triliun. Pendapatan Hutama Karya naik 11,81 persen menjadi Rp26,93 triliun secara tahunan (year on year/yoy).

Namun beban pokok lompat 20,02 persen menjadi Rp24,57 triliun. Alhasil, laba kotor turun 34,73 persen, menjadi Rp2,36 triliun.