Saturday, 29 June 2024

Puncak Haji 2024: Jemaah Indonesia Mulai Bergerak ke Arafah

Puncak Haji 2024: Jemaah Indonesia Mulai Bergerak ke Arafah


Seluruh jemaah haji dari berbagai negara, termasuk Indonesia, kini tengah bersiap menuju Arafah untuk menjalani rangkaian puncak haji. Mulai tanggal 8 Zulhijah 1445 H atau Jumat, 14 Juni 2024, jemaah secara bergelombang akan dimobilisasi ke Arafah dari hotel tempat mereka menginap menggunakan bus-bus yang telah disiapkan.

“Bagi jemaah lansia non mandiri dan disabilitas yang akan disafariwukufkan, sehari sebelum pendorongan ke Arafah telah ditempatkan di hotel transit,” terang Anggota Media Center Kementerian Agama, Widi Dwinanda, dalam keterangan resmi Kemenag di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (13/6/2024).

Sebelumnya, petugas akan melakukan pemindaian kartu pintar (smart card) sebelum jemaah naik bus. Kartu pintar yang diterbitkan Pemerintah Arab Saudi menjadi tiket masuk kawasan Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).

“Kartu tersebut akan dipindai (scan) petugas sebelum naik bus. Karenanya, pastikan kartu pintar dan identitas pribadi lainnya tersimpan dengan aman di tas khusus dan mudah diambil saat akan dilakukan pemindaian,” kata Widi.

Widi berpesan, sebelum keberangkatan, jemaah sudah harus menyiapkan perlengkapan yang akan dibawa dan dibutuhkan selama di Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Menurutnya, jemaah tidak perlu membawa koper besar atau tas kabin karena berpotensi menyulitkan pergerakan di Armuzna.

“Jemaah cukup membawa tas berisi pakaian ganti untuk 3 hari, kain ihram cadangan bagi laki-laki, handuk, peralatan mandi, dan perlengkapan pribadi lainnya,” pesannya.

Fasilitas di Arafah, Muzdalifah, dan Mina

Di Arafah, jemaah haji Indonesia akan ditempatkan di 1.169 tenda yang terbagi dalam 73 maktab atau markaz. Setiap tenda telah dilabeli stiker asal jemaah dengan warna-warna dan identitas yang mudah dikenali.

“Tenda-tenda tersebut telah dilengkapi sejumlah fasilitas yaitu AC, kasur, dan selimut,” kata Widi.

Hasil tinjauan Menteri Agama ke Arafah menunjukkan adanya tenda-tenda baru dengan bentuk dan bahan baru. Pihak Masyariq menyiapkan tenda model baru ini dengan kapasitas maksimal 30.000 jemaah. Atap tendanya lebih menyerap panas, juga dinding hard PVC yang lebih efektif menyerap panas. Tenda-tenda juga dilengkapi dengan magnetic charger (pengisi daya ponsel magnet).

“Adanya penambahan fasilitas tenda ini merupakan ikhtiar agar jemaah dapat menjalani prosesi wukuf dengan nyaman dan khusyuk,” tuturnya.

Menteri Agama, lanjut Widi, juga telah mengecek fasilitas akomodasi di Muzdalifah dan Mina. Tahun ini, pihak Masyariq membangun sejumlah toilet baru di Armuzna, khususnya di Muzdalifah. Seluruh tenda di Mina juga telah dilengkapi dengan fasilitas AC, kasur, selimut, dan sarana pendukung lainnya seperti tenda kesehatan haji dan dapur.

“Kesiapan fasilitas tersebut sangat penting untuk mendukung kenyamanan jemaah,” ucapnya.

Tantangan Kepadatan di Mina

Tahun ini, Mina berpotensi semakin padat. Kepadatan jemaah haji di Mina bukan hanya karena tambahan kuota yang diberikan, tetapi juga karena kebijakan Arab Saudi yang tidak lagi menggunakan maktab 1-9 di Mina Jadid.

“Untuk mengurangi kepadatan tenda Mina dan mempertimbangkan kesehatan serta keselamatan jemaah, sebagian dari jemaah terutama yang tinggal dekat Mina, yaitu mereka yang menginap di kawasan Syisyah dan Raudhah, ditanazulkan ke hotel, dan tidak bermalam di tenda Mina,” ujarnya.

“PPIH telah berkoordinasi dan meminta pengelola hotel untuk membuka hotelnya pada 10-12 Zulhijah,” lanjutnya.

Pesan untuk Jemaah

Widi berpesan agar jemaah fokus mempersiapkan diri sebaik mungkin, selain persiapan fisik dan menjaga kebugaran tubuh, juga memaksimalkan waktu menghadapi puncak haji dengan memperbanyak amalan ibadah, berzikir, dan berpasrah diri memohon kepada Allah SWT agar dilancarkan dan dimudahkan seluruh prosesi puncak haji.

“Hubungi dan mintakan doa kepada keluarga di Tanah Air, agar prosesi hajinya dimudahkan dan dilancarkan Allah SWT,” tutupnya.

Tercatat hingga saat ini, jemaah wafat berjumlah 107 orang dengan rincian wafat di Embarkasi 9 orang, di Madinah 18 orang, di Makkah 77 orang, dan di Bandara 3 orang.