NewsKanal

Proyek Kereta China, Mulai Anggaran Bengkak Hingga Pilar Roboh Timpa Ekskavator

Baru saja heboh anggaran bengkak Rp27 triliun, terjadi kecelakaan kerja saat pembongkaran pilar beton (pier) proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Proyek ini memang penuh masalah.

Terjadinya kecelakaan proyek kereta China ini, diungkap sebuah tayangan video dalam platform Instagram. Proses konstruksi merobohkan pilar beton penyangga yang berlokasi di DK 46, Teluk Jambe, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menimpa ekskavator.

Ketika akan merobohkan beton penyangga berukuran jumbo itu, empat ekskavator dikerahkan. Beton yang seharusnya roboh ke area kosong, malah menimpa ekskavator. Entah bagaimana nasib operator ekskavator tersebut.

Atas kejadian ini, PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) langsung memanggil kontraktor dan melakukan investigasi. Dan, KCIC memberikan teguran keras. Presiden Director KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi menyalahkan kontraktor. Dia bilang, kontraktor tidak menerapkan Standard Operational Procedure (SOP).

Dia bilang, PT KCIC tidak menolerir kesalahan kerja kontruksi yang tidak mematuhi toleransi yang dipersyaratkan. “Kami telah memanggil, melakukan investigasi dan memberikan teguran langsung kepada kontraktor terkait, agar kejadian serupa tidak terulang,” kata Dwiyana.

Lalu apa alasan pembongkaran pilar? kata Dwiyana, pembongkaran pier dilakukan karena Tim Quality KCIC dan Konsultan Supervisi CDJO, menemukan adanya pergeseran alignment pekerjaan pier di DK46. Selanjutnya, KCIC meminta dilakukan rework dan membongkarnya. Selanjutnya, kembali dibangun sesuai spesifikasi teknis yang sudah ditetapkan.

Adapun SOP engineering terkait dengan pembongkaran pier untuk rework, sudah ditetapkan. Termasuk aspek keselamatan kontruksinya. Berdasarkan hasil investigasi KCIC, kesimpulannya: kontraktor bersalah karena melanggar SOP, sehingga terjadi kecelakaan. “Betul adanya bahwa saat dilakukan pekerjaan rework pembongkaran pier, kontraktor lalai dalam melaksanakan SOP sehingga pier menimpa ekskavator yang digunakan,” kata dia.

PT KCIC pun langsung memanggil kontraktor dan memberikan teguran agar semua pekerjaan dilakukan dengan SOP yang sudah ditetapkan oleh Tim Engineering dan SSHE sehingga kejadian serupa tidak terulang lagi.

Meski demikian, Dwiyana menyebut kecelakaan kerja titu tidak sampai menimbulkan korban jiwa. Operator yang menjalankan ekskavator berhasil menyelamatkan diri sesaat sebelum reruntuhan menimpa.

Hingga kini, Tim Kontruksi dan SSHE PT KCIC sedang melakukan investigasi mendalam terkait kejadian tersebut dan berkoordinasi dengan semua pihak yang bekerja pada proyek KCJB agar lebih memperhatikan SOP Kontruksi sehingga kejadian serupa tidak terulang.

Hasil dari investigasi tersebut akan langsung dilaporkan kepada tim Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) dan Komite Keselamatan Konstruksi (K2K) Kementerian PUPR.

 

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button