NewsMarket

Proyek Infrastruktur ‘Komando Boss’, Rizal Ramli Duga Ada Mark Up 50 Persen

Program infrastruktur di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali disorot. Banyak yang menjadi proyek mubadzir bahkan muncul dugaan jadi bancakan.

Tak sedang bercanda, ekonom senior Dr Rizal Ramli mengingatkan pemerintah agar melakukan perencanaan serta study kelayakan (feasibility study) yang mumpuni sebelum memutuskan untuk membangun infrastruktur. Apalagi kalau proyek tersebu dibiayai dari utang luar negeri. Pemerintah seharusnya mempertimbangkan manfaat serta maslahat untuk rakyat.

Celakanya, menurut mantan Menko Kemaritiman di periode pertama Presiden Jokowi ini, sejumlah proyek dibuat kerena kepentingan segelintir orang. Dan, dana proyek tersebut berasal dari utang. “Pembangunan infrastuktur itu perlu. Tapi proyek2 infrastruktur ‘komando boss’, tanpa feasibility study, jadi bancakan, dibiayai utang dan buntutnya hanya jadi beban APBN,” kata Rizal melalui akun Twitternya, Kamis (9/12/2021).

Selanjutnya, Bang RR, sapaan akrabnya, menyebut sejumlah yang belakangan jadi sorotan publik. Lantaran proyeknya sudah jadi namun tidak memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat. “Seperti monorail Palembang, bandara Kertajati dll. Proyek2 ‘Komando’ sering terjadi dgn mark-up 30-50%,” pungkasnya.

Sebelumnya, peneliti muda Indef Riza Annisa Pujarama mengatakan, proyek infrastruktur sah-sah saja diiayai duit utangan. Namun seyogyanya bisa memberikan manfaat kepada rakyat setelah proyeknya beroperasi. “Misalnya proyek jalan tol, bandara atau kereta cepat, kalau sudah jadi, berguna atau tidak untuk rakyat. Kalau sepi ya study kelayakannya dulu bagaimana,” papar Riza.

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button