Hangout

Jurnal: Potensi Mahoni Sebagai Fitoremediasi

KENDARI – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tenggara mengadakan Economic Festival (Sultra Ecofest) tahun 2022. Salah satu bentuk rangkaian kegiatannya adalah kompetisi menulis essay.

Tema yang diusung dalam kegiatan ini adalah mendorong ekonomi hijau untuk ekonomi yang berkelanjutan.

Melalui Kegiatan Sultra Ecofest tahun 2022, Nurtina yang merupakan Alumni Jurusan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo Kendari ini mengusung gagasan tentang Penggunaan Tanaman Kehutanan Sebagai Fitoremediasi Tanah Bekas Tambang Sebagai Upaya Reklamasi yang Berwawasan Lingkungan. (Kajian Potensi Mahoni Sebagai Fitoremediasi)

Reklamasi sebagai tahap akhir kegiatan pertambangan untuk mengembalikan fungsi lahan dengan menanam pohon kehutanan, herba, dan rerumputan, tampaknya kurang berhasil untuk meremediasi bahan pencemar, khususnya logam berat dalam tanah.

Gagasan ini dipilihnya, setelah mengetahui upaya reklamasi yang dilakukan pertambangan saat ini kurang mendapatkan hasil yang maksimal.

Nurtina menjelaskan Fitoremediasi merupakan metode baru dengan menggunakan tanaman Mahoni untuk membersihkan bahan pencemar logam berat. Dengan menyerap dan mengakumulasi kedalam tubuh tumbuhan.

“Mahoni (Swietenia macrpohylla) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai fitoremediasi namun belum banyak dikenal sehingga belum banyak digunakan,” tulis Nurtina pada jurnalnya.

Mahoni atau Swietenia Macrophylla selain sebagai Fitoremediasi bahan pencemar, rupanya juga berpotensi sebagai tanaman yang dapat dijadikan masyarakat untuk menambah penghasilan.

[pdf-embedder url=”https://inilahkendari.com/wp-content/uploads/2022/08/SultraEcofest2022_Nurtina_Alumni-Ilmu-Lingkungan-Universitas-Halu-Oleo_KAJIAN-PENGGUNAAN-TANAMAN-KEHUTANAN-SEBAGAI-FITOREMEDIASI-TANAH-BEKAS-TAMBANG-SEBAGAI-UPAYA-REKLAMASI.pdf”]

(klik pada dokumen untuk menu perbesar, dan menuju halaman selanjutnya)

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button