News

Polda Metro Ajak Bripka Madih dan Tokoh Warga Bertemu Bahas Klaim Tanah

Polda Metro Jaya mengundang Bripka Madih dan keluarga, serta sejumlah tokoh masyarakat terkait dengan sengketa kepemilikan tanah yang diperjuangkan Provost Polsek Jatinegara tersebut.

“Kita kumpulkan semua pihak, mulai warga, RT, RW, pihak Kelurahan, Kecamatan, Sekda, BPN, dan para penyidik, agar kita tabayun. Istilah pers itu berimbang ” kata Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi, Minggu (5/2/2023).

Setelah melakukan pertemuan, klaim Bripka Madih soal tanahnya yang diserobot makin memudar. Sejumlah bukti dan keterangan saksi, menyebut tanah yang diklaim Bripka Madih, sudah dijual-belikan. Disamping itu, tanah yang diklaim tersebut belum bersertifikat.

Saat ditunjukkan bukti-bukti dokumen akte jual-beli hingga data pemerintahan serta hasil pemeriksaan, Madih terlihat kebingungan dan berkilah. Madih juga kerap tidak konsisten tentang lahan mana yang digugatnya.

Lurah Jati Warna, Karyadi, menjelaskan bahwa Madih bersama Istrinya pernah datang dan menyatakan tanahnya diserobot warga. Lalu pihaknya melakukan kordinasi dengan BPN.”Kami berkordinasi dengan BPN kemudian mencoba melakukan mediasi antara warga yang menempati tanah, dan pihak Pak Madih tidak pernah mau hadir. Meski berjanji akan hadir,” kata Karyadi.

Bahkan kata Karyadi, Madih sempat marah-marah saat diantar undangan oleh petugas Kelurahan.”Diundang dia marah dan tiba-tiba menuding kelurahan berpihak tidak netral. Bahkan Petugas kelurahan sempat akan dipukul. Kami menghargai karena Madih ini Polisi dan selalu berseragam,” kata Karyadi diamini Sekertaris dan Kasie Pemerintahan.

Pengakuan Ketua RW 3, Nuraisyiah Alias Upik yang juga teman semasa kecil Madih, menyebutkan bahwa temannya itu bertindak tidak seperti polisi saat mengeklaim tanahnya diserobot warga.

Bahkan Madih disebut kerap mengancam warga sekitar karena merasa tanahnya diserobot.”Kami dilapori warga, Bripka Madih datang bersama sekitar 10 orang yang bukan warga mereka. Mematok tanah depan rumah warga bangun Pos, dan masang spanduk. Warga resah, sementara diam karena menghargai Beliau polisi,” katanya.

“Jadi yang sebenarnya warga sudah resah dengan arogansi Madih ini. Karena ulahnya bahkan nyaris digebuki Brimob dan TNI, tapi tetap dilindungi warga,” kata Upik.

Lahan yang disoal itu kini sudah dihuni warga. Empat lahan diantaranya sudah bersertifikat, 10 masih berstatus akte jual beli (AJB). Madih juga menggugat berdasarkan berkas-berkas yang diragukan keasliannya, tanpa ada bukti bukti.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button