Kanal

Pewaris Trah Soekarno, Asa Puan Maharani Jadi Presiden RI Kedua Perempuan

Sejarah mencatat Indonesia baru kali pertama mempunyai presiden seorang perempuan yang dijabat Megawati Soekarnoputri pada 2001-2004. Saat ini menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, kembali muncul figur perempuan yaitu Puan Maharani.

Putri Presiden RI ke-5 itu digadang-gadang akan diusung sebagai bakal calon presiden (bacapres) dari PDI Perjuangan. Munculnya nama Puan untuk ikut kontestasi pilpres memang sangat beralasan. Selain karena trah Presiden Soekarno, Puan adalah sosok yang memiliki pengalaman mumpuni di pemerintahan, DPR RI, dan di organisasi.

Menurut hasil survei KedaiKopi yang dirilis Sabtu (3/9/2022), responden memilih Puan Maharani untuk menjadi presiden karena dinilai sebagai sosok yang tegas, berani, dan cerdas. Elektabilitasnya mencuat di wilayah pedesaan sebesar 54 persen, sedangkan di perkotaan 46,4 persen.

Di samping itu, alumni Fisip UI jurusan komunikasi massa pada 1997 tersebut juga sudah teruji dan matang. Ia mengikuti jejak kedua orangtuanya dalam percaturan politik nasional, Megawati Soekarnoputri dan Taufik Kiemas. Ia mengawali kariernya sebagai politikus PDIP dari bawah. Perempuan kelahiran Jakarta 1973 ini mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Dapil Jawa Tengah; Surakarta, Sukoharjo, Klaten dan Boyolali. Ibu dua anak ini meraih suara terbanyak.

Karir politik

Pada usia 36 tahun Puan dilantik menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014. Kariernya kemudian menanjak. Ia didaulat menjadi Ketua Fraksi PDIP di DPR menggantikan seniornya, Tjahjo Kumolo. Pada pemilu berikutnya ia terpilih kembali menjadi anggota DPR.

Kematangannya berpolitik dilanjutkan dalam struktur partai. Ia ditunjuk sebagai Ketua Bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga DPP PDIP. Puncaknya saat Pemilu 2014, ibu dua anak tersebut ditunjuk sebagai ‘panglima perang’ partai banteng moncong putih. Hasilnya, PDIP memenangi perolehan suara terbanyak pada Pemilu 2014.

Karier Puan dilanjutkan dengan memenangkan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam Pilpres 2014. Perjuangan kerasnya pun tidak sia-sia. Ia akhirnya diangkat sebagai menko termuda pada usia 41 tahun dan orang pertama yang mengisi kementerian baru, yakni Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.

Semasa kanak-kanak Puan memang tidak jauh dari atmosfer politik. Simbol negara, lambang partai menjadi pemandangan sehari-hari. Darah politik mengalir deras kepada dirinya daripada anak Megawati Soekarnoputri lainnya.

Bahkan di antara cucu Soekarno ialah yang dianggap sebagai penerus ajaran Sang Putra Fajar itu. Puan memang tidak mengalami tempaan langsung dari Proklamator Kemerdekaan RI itu. Namun, didikan Megawati dan Taufik Kiemas, yang politikus ulung dan berjiwa nasionalis, ajaran Bung Karno diserap dan diimplementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Puan Maharani sangat peduli wong cilik. Maka tidak heran jika sering mendatangi daerah pemilihannya di Jawa Tengah untuk menyapa rakyat. Ia memiliki sikap moderat seperti Taufik Kiemas, ketua MPR ke-12. Dengan kelenturan ayahnya berpolitik dan ketegasan ibunya, merupakan modal hebat bagi dirinya.

Pada usia 33 tahun ia aktif di dunia politik. Semasa di bangku SD hingga kuliah Puan merasakan kerasnya politik yang menimpa keluarga Bung Karno, khususnya kepada ibunya. Ia terkadang ikut mendampingi ibunya saat melawan kekuasan Orde Baru, Presiden Soeharto. Karier organisasi Puan dimulai dari Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di bidang luar negeri dan bergabung di PDI Perjuangan.

Safari politik

Menjelang Pemilu 2024, ia ditugaskan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk lebih sering lagi turun ke lapangan menemui rakyat, dan melakukan penjajakan dengan partai politik. Sebagai Ketua DPR RI, ia harus menjalin silaturahmi dan membangun kerjasama untuk Pemilu 2024.

Kerja kerasnya itu pun kembali membuahkan hasil positif. Dari hasil survei KedaiKopi, menunjukkan popularitas pemimpin perempuan naik menjadi 55,5% dibandingkan November 2021 yang hanya 34,2%. Elektabilitas Puan Maharani, perempuan pertama yang menjadi Ketua DPR RI itu juga ikut terkerek.

Puan yang elektabilitasnya berada di kisaran 1-2 persen pun melompat masuk empat besar calon presiden. Elektabilitasnya masih di bawah Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Ketua Umum Partai Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan.

Apakah Puan Maharani bisa mengikuti jejak ibunya sebagai Presiden RI? Hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Tuhanlah yang menentukan takdir apakah trah Bung Karno ini akan menjadi perempuan kedua yang menjadi presiden setelah ibunya? Yang pasti, Puan sudah memiliki modal untuk mengikuti kontestasi Pilpres 2024. Hanya kerja kerasnya masih dibutuhkan agar bisa menyalip nama-nama bacapres di atas. Puan Maharani adalah salah satu sosok yang telah menginspirasi kaum perempuan di Indonesia untuk berani tampil sejajar dengan kaum lelaki dalam perpolitikan nasional.

Indonesia pantas berbangga memiliki sosok Puan Maharani. Mengapa tidak? Ia telah mengharumkan Indonesia di kancah internasional. Ketua DPR RI ini pada 21 Maret 2022 lalu, dipercaya menjadi Ketua Majelis dalam Sidang Umum Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 di Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua, yang dihadiri 115 negara. Kepercayaan ini tidak mudah diraih tanpa syarat-syarat tertentu pastinya.

Pemilu memang masih dua tahun lagi tetapi suasana politik sudah sangat terasa. Para politikus tidak lagi mengkritisi kebijakan dengan mengadu program, tetapi sudah saling serang untuk menjatuhkan.

Partai politik kini tengah mencari simpatik rakyat, tak terkecuali PDI Perjuangan. Puan Maharani tetap optimistis partainya pada Pemilu 2024 kembali menang alias mencetak kemenangan tiga kali berturut-turut atau hattrick.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button