Market

Petinggi Negara Gembar-gembor BBM RI Termurah, Partai Buruh Ingatkan Jangan Bodohi Rakyat

Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengkritik para pejabat tinggi negara yang belakangan rajin membandingkan harga BBM Indonesia dengan luar negeri. Tanpa memperhitungkan income per capita Indonesia.

“Jadi sangat tidak tepat membandingkan harga BBM di Indonesia dengan negara lain, tanpa memasukkan income per capita, pendapatan penduduk atau setidaknya upah buruh. Jangan membodohi rakyat,” tegas Said dalam jumpa pers secara daring, Jakarta, Selasa (30/8/2022).

Sebut saja, Amerika Serikat (AS), harga bensin mencapai Rp20 ribu per liter, namun pendapatan pekerja di negeri Paman Sam mencapai US$30 ribu. dengan asumsi Rp14 ribu/US$ setara dengan Rp52 juta. “Jadi bagi warga AS, harga bensin segitu ya murah banget,” terang Said Iqbal.

Selanjutnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menyebut Malaysia, harga BBM-nya berkisar Rp33 ribu per liter. “Akan tetapi upah minimum di Malaysia mencapai Rp30 juta. Itu masih oke,” kata Said Iqbal.

Masalahnya di Indonesia, ambil contoh upah buruk di DKI cuman Rp4,5 juta per bulan. Sementara harga BBM dari kasta terendah yakni Pertalite mencapai Rp6.750 per liter. Apalagi kalau jadi dinaikkan menjadi Rp10 ribu per liter, upah buruh semakin tergerus belanja BBM.

“Partai Buruh, bersama seluruh serikat buruh termasuk KSPI menolak keras kenaikan harga BBM subsidi. Karena berdampak kepada kenaikan harga barang yang saat ini sudah mencekik leher rakyat kecil, khususnya buruh. Kita sayangkan rencana pemerintah yang seolah tidak berpihak kepada buruh,” ungkapnya.

Dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, Jakarta, Senin (1/8/2022), Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan rasa syukur lantaran Indonesia masih kuat memberikan subsidi BBM kepada masyarakat.

Dia pun meminta seluruh masyarakat juga bersyukur, karena sampai saat ini, harga BBM khususnya Pertalite belum naik. masih bertengger di harga Rp7.650 per liter.

“Kalau bensin di negara lain sekarang harganya sudah Rp31.000-Rp32.000, sedangkan di Indonesia Pertalite masih Rp7.650 (per liter),” terang Jokowi.

Kendati demikian, Jokowi mengingatkan bahwa subsidi BBM sudah terlalu besar. Di mana, subsidi yang digelontorkan pemerintah melalui APBN 2022 meningkat signifikan dari Rp170 triliun melejit menjadi Rp502 triliun.

“Saya rasa Negara manapun tidak akan kuat memberikan subsidi sebesar itu. Namun, sekarang Alhamdulilah kita masih kuat menahannya sampai sekarang ini. Ini yang patut kita syukuri bersama-sama,” katanya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button