Tuesday, 02 July 2024

Pertamina Catat Laba Rp72 Triliun pada 2023

Pertamina Catat Laba Rp72 Triliun pada 2023


PT Pertamina (Persero) mencatatkan laba total sebesar US$4,77 miliar, atau sekitar Rp72,7 triliun, di sepanjang 2023 lalu. Pendapatan laba itu naik 17 persen dibanding laba pada tahun sebelumnya.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, tren kinerja keuangan konsolidasian Pertamina terus menunjukkan tren positif yang meningkat dari tahun ke tahun. Pada saat bersamaan, kinerja operasional di seluruh lini, baik holding dan subholding, juga semakin solid dan andal.

“Pertamina berhasil mengelola operasinya untuk mempertahankan pertumbuhan laba. Kinerja keuangan pada tahun 2023 meningkat dibandingkan tahun 2022 karena pengelolaan efisiensi, optimalisasi biaya, liabilitas, dan pembayaran kompensasi,” ungkap Nicke.

Adapun kinerja positif keuangan Pertamina juga terlihat pada EBITDA atau pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi sebesar US$14,36 miliar, naik 6 persen dibanding EBITDA pada 2022. Sementara pendapatan konsolidasian pada 2023 adalah sebesar US$75,79 miliar.

Menurut Nicke, restrukturisasi holding subholding berhasil mengedepankan peran kolaborasi aktif melalui orkestrasi sejumlah inisiatif strategis di sektor finansial. Selain cost optimization, upaya penghematan biaya bunga, strategi transaksi lindung nilai valuta asing, suku bunga, dan komoditas, serta upaya memitigasi risiko valas dan kredit terbukti menghindarkan potensi kerugian, serta menciptakan kontribusi sekitar US$1,1 miliar.

Kinerja keuangan Pertamina yang positif, menurut Nicke, juga tidak terlepas dari dukungan pemerintah yang tercermin melalui pembayaran kompensasi harga selama 2023, mencapai Rp119,31 triliun (di luar pajak).

“Kami sangat mengapresiasi pemerintah yang terus mendukung Pertamina secara konsisten melalui revisi peraturan yang memungkinkan pembayaran lebih cepat, penyesuaian harga produk, dan peningkatan anggaran,” katanya.

Tak hanya dari aspek keuangan, kinerja operasional Pertamina yang ditopang oleh enam Subholding dan anak usahanya juga tercatat bertumbuh.

Di sektor ESG, Nicke menegaskan komitmen Pertamina mengejar target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 32 persen pada 2030. Hal ini merupakan kontribusi dalam mitigasi perubahan iklim, serta untuk mendukung pencapaian Net Zero Emission (NZE).

Pencapaian pertumbuhan aspek ESG (environmental, social, governance) Pertamina terlihat pada skor Pertamina per 1 Desember 2023 sebesar 20,7 (Medium Risk) atau naik dari sebelumnya 22,1 (Medium Risk). Adapun skor Sustainalytics yang lebih rendah mencerminkan tingkat risiko yang lebih baik.

“Peringkat risiko ESG Pertamina naik menjadi peringkat satu dunia dalam sub-industri Integrated Oil and Gas dari 61 perusahaan dunia,” kata Nicke.